Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 terasa istimewa buat Dionysius Hayom Rumbaka dan Rosyita Eka Putri Sari, Aprilia Yuswandari, dan Richi Puspita Dili. Pasalnya, turnamen berhadiah total 120 ribu dollar AS ini digelar di Yogyakarta yang merupakan kampung halaman mereka.
Hayom, pemain spesialis tunggal putra kelahiran Kulon Progo, 22 Oktober 1988 ini merasa senang dapat berlaga dengan disaksikan langsung oleh keluarga tercinta.
"Keluarga tentunya menonton saya bertanding di GOR Among Raga. Sebetulnya ada enak tidak enaknya juga. Enaknya adalah saya jadi tambah semangat didukung keluarga. Tidak enaknya adalah mungkin ada perasaan harus menang karena tidak mau mengecewakan keluarga yang menonton langsung. Selain keluarga, tetangga sekitar rumah saya juga banyak yang nonton langsung," kata Hayom.
Hal serupa diamini Richi. "Rasanya beda kalau tanding di Yogyakarta, senang sekali. Saya tidak merasa terbebani ditonton keluarga, main lepas saja," ucap Richi, pemain ganda campuran.
Berbeda dengan Hayom dan Richi, Rosyita justru tak ingin sang ayah, M. Sachri, menonton saat dirinya turun bertanding.
"Dulu saya tidak berani ketemu ayah sebelum tanding. Beliau orangnya tegas dan agak galak, jadi saya dulu suka takut menjadi beban saat tanding dan mainnya jadi jelek. Ayah saya mengerti hal ini, beliau biasanya ngumpet kalau saya mau tanding. Pokoknya saat di lapangan saya tidak boleh melihat ayah di dalam gedung pertandingan, soalnya saya jadi tegang. Tetapi sekarang sudah tidak begitu lagi," jelas Rosyita.
Bicara soal kampung halaman tentunya tak lepas dari acara melepas rindu dengan sanak keluarga tercinta. Tinggal di asrama Pelatnas Cipayung membuat waktu mereka sangat terbatas untuk bertemu keluarga di Yogyakarta.
Akan tetapi, berhubung para atlet ini masih harus berkonsentrasi di pertandingan, maka perjumpaan dengan keluarga lebih sering dilakukan di hotel tempat atlet menginap.
"Karena sedang bertanding, biasanya keluarga saya yang datang ke hotel. Tapi di hari pertama tiba di Yogya, saya menyempatkan diri ke rumah. Rasanya kangen juga makan makanan favorit saya yaitu saya oseng-oseng ampela dan mie Jawa. Tapi karena masih bertanding, saya harus menjaga makanan, tidak boleh sembarangan," jelas Hayom.
"Saya belum bisa mengunjungi keluarga karena harus fokus bertanding, jadi keluarga yang ke hotel. Senang sekali rasanya, apalagi dibawain makanan kesukaan saya, keripik jamur dan buah salak. Ini sudah jadi kebiasaan kalau saya tanding di Yogya," ungkap Rosyita.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar