Penyakit akut pada punggungnya membuat Kimi Raikkonen berencana memeriksakan diri lagi di akhir musim 2013 ini. Tentu saja, juara dunia 2007 itu tak mau ia mengalami rasa sakit berkepanjangan saat kembali bergabung bersama Ferrari pada 2014.
Cedera punggung dialami pebalap Finlandia itu saat melakukan tes sebagai syarat ikut F1 bersama tim Sauber pada 2001 di Magny-Cours, Prancis. Saat itu ia mengalami kecelakaan, walau secara umum hasil tesnya memuaskan dan ia kemudian direkrut oleh Peter Sauber untuk membela timnya. Bahkan, pada debutnya di Australia, Kimi langsung mendapatkan poin.
Puncak karier pebalap yang kini berusia 33 tahun itu adalah saat menjadi juara dunia 2007 bersama Ferrari. Setelah itu, ia sempat mengikuti ajang reli, sebelum comeback ke F1 tahun lalu bersama tim Lotus. Tahun depan, Kimi akan kembali berbaju merah menemani Fernando Alonso.
Sakit punggungnya sendiri kambuh lagi saat berlatih di GP Singapura tahun ini. Ia bahkan nyaris tidak ikut balapan, sebelum akhirnya memastikan ikut dan membalap dengan hebat sebelum finis di posisi tiga. Setelah lagi-lagi mengalami kecelakaan saat free practice GP Korea di Sirkuit Yeongam hari Jumat ini, Kimi mengatakan ingin mencari solusi penyembuhan permanen buat punggungnya itu.
"Sepertinya tak butuh dioperasi, tapi saya harus melakukan sesuatu," kata Kimi di situs Autosport, yang melaporkan bahwa dampak dari kecelakaan hari ini tak berpengaruh besar pada punggungnya.
"Kalau bertahun-tahun balapan tentu tak bisa kita pastikan penyakit itu telah sembuh. Saya pernah melakukan operasi kecil, tapi saya ikut reli dan kambuh lagi. Saya berkarier dengan selalu membawa penyakit ini," ujarnya.
Bila ingin total berdampingan dengan Alonso, jelas Kimi harus dalam kondisi selalu prima. Ferrari sendiri tentu menginginkan kedua pebalap mereka selalu dalam kondisi terbaik. Mereka amat mendambakan gelar juara dunia mereka genggam lagi setelah kali terakhir Kimi memberikan titel itu. Dari sejarah pun, duet ini pasti jadi sorotan karena sejak 1954 inilah kali pertama Ferrari mengumpulkan dua juara dunia dalam satu tim. Pada 1954 itu yang berduet adalah Nino Farina (juara dunia 1950) dengan Alberto Ascari (1952, 1953).
Editor | : | Arief Kurniawan |
Komentar