19 di Piala AFF dan Kualifikasi Piala AFC U-19 2014 menjadi patokannya.
Namun, ia pernah ditolak dalam seleksi di Perseden Denpasar. Kegagalan itu tak membuat pemain kelahiran Denpasar, 7 Juni 1995 itu patah arang. Kerja keras dilakukan Putu untuk meningkatkan kemampuannya. Ia semakin rajin berlatih di SSB Putra Tresna.
“Sungguh pengalaman terburuk saya. Akan tetapi, hal itu membuat saya jadi terpacu untuk lebih baik lagi,” kata Putu.
Alhasil, ia mampu juga menembus tim Perseden U-15. Pada 2011, saat duduk di bangku kelas XI SMA Dwijendra, ia hijrah ke Diklat Ragunan, Jakarta. Kondisi itu diakui Putu salah satu hal terberat dalam hidupnya karena harus terpisah dengan orang tua.
Selanjutnya. ia masuk timnas U-17 hingga U-19. “Sebenarnya tidak ada bayangan sampai seperti ini. Awalnya cuma hobi saja,” tutur Putu.
Prestasinya kini ia persembahkan untuk kedua orang tuanya di Bali, Made Raka dan Ni Nyoman Suji. “Ayah tukang ukir patung, sedangkan ibu membantu tetangga mengecat rumah. Saya berharap dari sepak bola dapat membahagiakan mereka,” tuturnya.
Kini, impian besar dimiliki Putu, yakni menjadi pesepak bola dan kembali mempersembahkan gelar untuk Indonesia.
Putu Gede Juni Antara
- Lahir: Gianyar, 7 Juni 1995
- Postur: 176 cm/ 68 kg
- Orang Tua: Made Raka dan Ni Nyoman Suji
- Idola: Sergio Ramos
- Hobi: Sepak bola dan biliar
- Karier: SSB Putra Tresna, Perseden Denpasar U-15, Diklat Ragunan, Indonesia U-17, Indonesia U-18, Indonesia U-19.
LEBIH LENGKAP di Harian BOLA edisi Kamis 10 Oktober 2013
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Komentar