kali hanya menerima janji kosong, mereka akhirnya memutuskan untuk meluruk rumah CEO PT Pengelola Persebaya Indonesia, Cholid Ghoromah, Selasa, (22/10) siang.
Dipimpin kapten tim Mat Halil, sekitar 10 pemain mendatangi rumah Cholid di kawasan Ampel, Surabaya. Tujuan para pemain mendatangi rumah Cholid untuk menuntut hak mereka berupa enam bulan gaji yang belum dibayarkan manajemen.
Sayang, setibanya di sana, ternyata Cholid tidak ada di rumah. Salah satu anak Cholid mengatakan, yang bersangkutan sudah keluar rumah beberapa jam sebelum para pemain datang. Hanya saja, pemain tak begitu saja percaya. Mereka menduga, Cholid takut menemui para pemain yang sudah tidak sabar dengan janji-janjinya. “Semuanya palsu. Janji dan omong besar,” kata mereka dengan nada geram.
Fernando Soler yang ikut dalam rombongan meminta Cholid bertanggung jawab dengan gaji yang belum dibayarkan kepada pemain. “Situasinya benar-benar sulit. Anak istri harus makan. Kalau kami tidak menagih, ini siapa lagi?” ungkap striker asal Argentina tersebut.
Selama ini, untuk menyambung hidup, Soler mengaku bermain tarkam di beberapa daerah di Jatim. Hal itu harus dilakukan agar asap dapur tetap mengepul. “Lumayan, bisa untuk beli susu anak dan makan sama istri,” ucap Soler.
Hingga kemarin, Cholid Ghoromah belum bisa dimintai keterangan terkait kedatangan para pemain. Ketika ditelpon mantan pelatih Persebaya 1927 Ibnu Grahan, yang bersangkutan mengaku berada di luar kota. (riz)
Editor | : | Fahrizal Arnas |
Komentar