Persik memang tak bisa lepas dari PT Gudang Garam Tbk. Keberadaan klub asal Kota Kediri ini sejak eksis di pentas sepak bola nasional selalu ada pabrik rokok terbesar di Tanah Air itu di belakangnya. Termasuk saat klub berjuluk Macan Putih ini dua kali merengkuh gelar juara LI pada 2003 dan 2006 lalu.
“Kita akui memang peran Gudang Garam sangat besar bagi Persik. Kota Kediri memang tak punya industri atau perusahaan besar selain Gudang Garam. Di LSI mendatang, kami akan terus berupaya merangkul Gudang Garam. Walikota Kediri Samsul Ashar mendukung langkah kami tersebut,” tutur Barnadi, Sekum Persik.
Makanya, lanjut Barnadi, pengurus Persik pun melayangkan proposal kerjasama ke Gudang Garam. Nilai yang ditulis di proposal dalam kisaran Rp 17 miliar. Ini memang upaya terakhir sejak pemerintah melarang penggunaan APBD bagi sepak bola profesional.
“Gudang Garam punya peran sosial sangat besar di Kediri dan sekitarnya. Kami mengajukan nilai itu untuk membiayai Persik ikut LSI. Bagi sebuah klub LSI, nilai itu mungkin sangat minim. Tapi kami akan maksimalkan dengan berbagai cara. Kami harus belanja pemain yang murah, tapi mumpuni untuk berkiprah di LSI yang kompetisinya sangat ketat,” kata Barnadi.
Editor | : | Gatot Susetyo |
Komentar