Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dulcius ex asperis, Moto Klan Ferguson

By Arief Kurniawan - Kamis, 14 November 2013 | 16:29 WIB
Bab 2 dari buku Alex Ferguson: My Autobiography
Bab 2 dari buku Alex Ferguson: My Autobiography

hal kontroversial yang terkait tokoh lain, buku Alex Ferguson: My Autobiography juga mengungkap rahasia kenapa mantan manajer Manchester United itu bisa begitu sukses selama menangani beberapa klub sepak bola.

Pada awal Bab 2 di halaman 15 dengan judul "Glasgow Roots", Ferguson menceritakan bahwa moto klan kekerabatan Ferguson adalah "Dulcius ex asperis" atau "akan terasa lebih manis setelah melewati segala kesulitan". Itulah sikap optimisme yang selalu ada di diri Ferguson selama 39 tahun menjadi manajer sepak bola, dari klub East Stirlingshire selama empat bulan pada 1974 hingga Manchester United sampai 2013.

Menurutnya, menghadapi tantangan yang berubah cepat dari tahun ke tahun melahirkan sebuah keyakinan bahwa pada akhirnya kita akan berhasil melewati tantangan sesulit apa pun. Di bab itu, manajer yang berhasil mempersembahkan 13 gelar Premier League bagi United tersebut juga menegaskan bahwa dia tak percaya bahwa keberhasilan seseorang itu dilihat dari daerah asalnya. Yang perlu dilihat adalah kerja kerasnya.

"Pelajarilah bagaimana orang-orang sukses itu bekerja, lihatlah ayah dan ibunya, dan semua akan menjadi kata kunci dari mana energi dan motivasi mereka berasal," tulis Fergie. "Latar belakang seorang buruh tak pernah menjadi halangan buat para pemain terhebat saya. Justru itu kerap membuat mereka malah menjadi hebat."

Di antara tantangan yang pernah dihadapi dan mesti diatasi Fergie adalah bagaimana mengatur pemain dengan gaji yang berbeda. "Selama hampir 40 tahun menjadi manajer, saya pernah melatih para pemain East Stirlingshire yang bergaji hanya enam pound per minggu sampai menjual pemain sekaliber Cristiano Ronaldo seharga 80juta pound," katanya.

Para pemain St. Mirren, klub lain yang pernah dilatih Fergie, bahkan mesti mencari sendiri nafkah mereka saat liga libur di musim panas. "Karena masing-masing pemain hanya digaji 15 pound per pekan dan mereka adalah pemain sepak bola paruh waktu," tulis manajer asal Govan, Glasgow, Skotlandia itu.


Editor : Arief Kurniawan


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X