Sejarah diukir SMPN 4 Raha Sulawesi Tenggara. Mereka meraih gelar juara Liga Pendidikan Indonesia (Lipio) 2013 setelah pada final mengandaskan SMPN 13 Yogyakarta di Stadion Citarum, Semarang, Kamis (14/11).
Kesuksesan tersebut tidak lepas dari mukjizat delapan detik menjelang pertandingan berakhir. Bagaimana tidak? Sampai dua menit tambahan waktu babak kedua, SMPN 4 Raha masih tertinggal 0-1.
Pada salah satu momen serangan balik saat pertandingan sudah memasuki satu menit tambahan waktu, SMPN 4 Raha mendapat hadiah tendangan bebas. Tepat delapan detik sebelum peluit berakhir, tendangan bebas dilepaskan. Tak disangka bola menerpa mistar gawang dan menghampiri Irwan yang langsung disundul menjadi gol.
Pertandingan pun mesti diakhiri lewat adu penalti. Dalam babak tos-tosan itu SMPN 4 Raha lebih dinaungi dewi fortuna. Empat penendang penalti SMPN 4 Raha sukses mengoyak gawang SMPN 13. Sebaliknya dua penendang SMPN 13 gagal. Alhasil, SMPN 4 Raha menang dengan skor 5-3 (1-1).
Asisten pelatih SMPN 4, Muhtar Saifa, mengatakan tim pelatih tidak memiliki jurus khusus untuk melakoni final. Para pemain hanya diminta bermain penuh konsentrasi. Mereka juga diminta jangan menyerah ketika tertinggal sampai pertandingan benar-benar selesai.
“Pantang menyerah. Bahkan saat pertandingan masuk tambahan waktu dua menit, kami tetap yakin bisa mencetak gol. Nyatanya itu terbukti,” kata Muhtar.
Di kubu lawan, secara sportif pelatih SMPN 13 Yogyakarta, Suryanto, mengakui kekalahan tim. Menurutnya kekalahan ini bentuk kelengahan tim sendiri, terutama di menit-menit terakhir. Tidak saja dalam mengontrol permainan di saat masih unggul, tetapi juga menjaga daerah pertahanan. Akibatnya tim lawan bisa mendapat keuntungan lewat tendangan bebas dan akhirnya berbuah gol.
“Kami lengah dalam penjagaan satu lawan satu. Kami juga kalah bersemangat dari tim lawan. Anak-anak sudah bersemangat, tetapi tim lawan ternyata semangatnya lebih besar lagi. Mereka sungguh luar biasa,” kata Suryanto.
Editor | : | Aning Jati |
Komentar