atlet dengan kualitas nomor satu. Ini disampaikan oleh Kasubid Pelatnas PP PBSI.
“Pelatnas memang seharusnya angker. Artinya, tidak mudah untuk masuk ke pelatnas. Dulu ketika saya masih jadi pemain, mau masuk Diklat Ragunan saja sulit sekali, apalagi pelatnas. Di pelatnas, kualitas, fisik ,dan attitude atlet haruslah yang terbaik,” tutur Kasubid Pelatnas PP PBSI, Ricky Soebagdja.
“Pemain yang di pelatnas juga tidak bisa bangga dengan rangking 30 atau 40 dunia. Setidaknya harus masuk top 5, kecuali yang masih di level potensial. Tetapi dilihat juga, bagaimana progress kenaikan rankingnya dalam satu sampai dua tahun? Kalau di situ-situ saja ya bagaimana?” tambah Ricky.
Kabid Binpres PP PBSI, Rexy Mainaky pun menambahkan bahwa seiap atlet yang menjadi anggota tim nasional di Pelatnas Cipayung, harus memiliki komitmen penuh dan sudah siap membela negara. Sederet aturan-aturan yang diberlakukan di Pelatnas Cipayung pun dipandang Rexy janganlah dijadikan beban atau bahkan ganjalan bagi seorang atlet untuk berprestasi.
“Semua yang masuk pelatnas harus sudah siap. Saya tidak mau pelatnas cuma dijadikan tempat memulihkan cedera, tempat menguruskan badan dan sebagainya. Atlet yang masuk pelatnas seharusnya sudah punya tujuan. Kalau dia cuma pemain bagus, tapi desire tidak ada, attitude amburadul, saya tidak mau ada yang begini,” tandas Rexy.
Editor | : | Eky Rieuwpassa |
Komentar