0 dalam final di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Minggu (17/11). Sebiji gol pada 10 menit terakhir babak kedua membawa Kwarta mencicipi prestasi terbaiknya sepanjang sejarah tim.
Sementara itu, pelatih Persinga, Putut, menilai kekalahan kali ini terjadi karena hilangnya konsentrasi pada akhir-akhir pertandingan. “Sebenarnya kondisi itu tidak perlu terjadi. Secara kesuluruhan pertandingan berlangsung menarik karena adanya jual-beli serangan,” ucap Putut.
Tampaknya tragedi menit akhir masih tetap menjadi penyakit bagi Persinga. Sebelumnya, di babak semifinal lalu, Persinga yang unggul 4-2 juga dipaksa bermain imbang 4-4 oleh Persida ketika laga menyisakan tujuh menit.
“Masalah konsentrasi menjadi kendala bagi pemain saya. Soal taktik dan strategi sebenarnya sudah berjalan baik, tapi mereka lengah di menit akhir, sehingga kami kecolongan,” ungkap Putut.
Mantan gelandang Persebaya itu pun mengaku masih harus belajar lebih banyak lagi untuk membentuk tim tangguh. “Di atas langit ternyata masih ada langit. Ini pelajaran bagi saya untuk menggali ilmu kepelatihan lebih intens lagi. Sebenarnya tak ada kendala soal persiapan tim ini. Tuhan memang belum memberi rezeki kepada kami,” katanya.
Sumber: Harian BOLA, Senin 18 November 2013
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Komentar