Pebalap Inggris berusia 28 tahun ini dikenal juga sebagai selebritas. Selain berprestrasi di lintasan balap, Lewis Hamilton juga terkenal dengan gaya hidupnya.
Hamilton disebut selebritas bukan karena ia menjadi kekasih bekas personel Pussycat Doll, Nicole Scherzinger. Atau soal kehidupan yang “wah”. Semua karena ia memang bintang di dunia balap, sejak berkarier di gokart hingga bersinar di panggung F1.
Majalah F1 Racing Indonesia menampilkan jawaban Hamilton atas sejumlah pertanyaan para pembaca, termasuk pengakuannya yang masih terbengong bahwa ada orang yang mau menjadi penggemarnya.
Saat sesi pemberian tanda tangan, Anda selalu terlihat sangat bahagia dan penuh senyum saat harus berbaur dengan banyak orang. Berbeda dengan pembalap lain yang memasang wajah menderita. Kenapa bisa begitu?
(Tertawa) Buat orang yang datang dari Stevenage seperti saya, tak pernah terpikir akan punya penggemar. Tidak pernah. Saya sangat terkejut dengan kenyataan itu setiap tahun, setiap hari. Setiap ada penggemar yang datang, saya malah merasa mereka benar-benar luar biasa karena mau meluangkan waktu buat saya.
Jadi, saya ingin menunjukkan betapa saya menghargai itu. Saya senang melihat orang mau mendukung dan menyukai saya. Semua itu adalah asupan energi buat saya.
Apa rencana jangka panjang Anda? Apakah akan kembali ke McLaren atau justru pindah ke Red Bull saat Vettel masih ada di sana?
Apakah saya akan pindah ke Red Bull dan jadi satu tim dengan Vettel? Saya siap melawan pembalap mana pun, kapan pun, di mana pun, dan di tim mana pun. Siapa pun dia, saya tidak takut. Saya akan senang jadi teman satu tim Sebastian. Dia punya mobil bagus, jadi itu akan jadi pengalaman yang menye-nangkan.
Kembali ke McLaren? Saya tak akan pernah mengatakan tidak. Saya membina karier di tim itu dan McLaren selalu punya tempat spesial di hati saya. Orang selalu menggosipkan hubungan buruk di antara kami, padahal tak pernah ada apa-apa. Hubungan kami baik-baik saja. Jadi, ya, kenapa tidak?
Siapa yang lebih susah dilawan, Alonso atau Vettel?
Alonso! Saya tak pernah berada satu tim dengan Vettel, tapi saya pernah mengalaminya dengan Alonso dan benar-benar merasakan kalau dia itu lawan tangguh yang pernah saya temui. Kecepatannya benar-benar luar biasa. Ia melesat sangat cepat.
Saya harus mati-matian kalau mau mengalahkan Alonso. Dia sangat konsisten, sangat cepat, dan sangat cerdas dalam mengendalikan mobilnya. Belum lagi teknik balapnya yang hebat. Jadi, sangat sulit mengalahkan Alonso.
Apa yang Anda sukai dari tim Mercedes?
Atmosfer yang mereka ciptakan. Personelnya benar-benar orang yang baik. Sebenarnya, sama seperti orang-orang hebat di Tim McLaren, di sini saya merasakan suasana santai, dan yang saya sukai adalah mereka membiarkan pembalap lebih fokus pada balapan daripada acara-acara promosi.
Jadi, kami lebih bisa berkonsentrasi, karena menang memang lebih utama dari hal-hal lain. #
Editor | : | F1 Racing Indonesia |
Komentar