Presiden FIFA, Sepp Blatter, menyerukan agar Qatar menghentikan perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan terhadap pekerja migran untuk membangun infrastruktur Piala Dunia 2022.
Amnesty International menemukan sebuah fakta mencengangkan yang terbongkar dibalik pengerjaan infrastruktur untuk Piala Dunia 2022. Qatar dinilai telah melakukan bentuk perbudakan modern terhadap pekerja migran.
Sejumlah pekerja yang berasal dari Bangladesh, Mesir, India, Nepal, Pakistan, Filipina dan Sri Lanka, diperlakukan dengan sejumlah tindakan yang tidak manusiawi.
Antara lain seperti surat-surat identitas yang disita pihak mandor, gaji lebih rendah dari yang dijanjikan, belum mendapat upah selama 6-9 bulan terakhir, dilarang cuti atau izin tidak masuk kerja, serta dipaksa bekerja 12 jam nonstop per hari di bawah cuaca 40 derajat celcius.
Sepp Blatter dalam akun twitternya menegaskan agar Qatar menghentikan aksi tidak manusiawi tersebut. Sebab, situasi seperti ini sangat tidak dapat diterima.
"Bertentangan dengan banyak laporan, situasi seperti ini tidak dapat diterima di Qatar mengenai kondisi para pekerja yang menjadi perhatian besar saya dan FIFA,' tulis Blatter.
"Saya yakin Qatar akan segera merespon hal ini dan menjamin tidak akan terjadi lagi dalam waktu yang akan datang," tegas Blatter.
Editor | : | Zulfirdaus Harahap |
Komentar