Eks Presiden Internazionale, Massimo Moratti, menilai Erick Thohir memiliki hasrat yang sama seperti dirinya ketika pertama kali menjadi presiden klub. Hal itu membuat Moratti semakin yakin jika dirinya telah menjual klub kepada orang yang tepat.
Massimo Moratti resmi menjadi presiden Internazionale pada 1995. Nyaris dua dekade Moratti memimpin I Nerazzurri. Setelah 18 tahun menjadi orang nomor satu La Beneamata, Moratti akhirnya harus rela menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Erick Thohir setelah pengusaha asal Indonesia itu membeli 70 persen saham tim Ular Raksasa.
Jauh sebelum Moratti berkuasa di Internazionale, sang ayah, Angelo Moratti, sudah lebih dulu menjadi presiden klub selama 13 tahun sejak 1955 hingga 1968.
"Kisah cinta antara Internazionale dan keluarga Moratti dimulai lebih dari 50 tahun yang lalu dengan orang tua saya," ujar Moratti.
"Ayah saya menjadi penggemar klub berkat ibu saya yang mengajaknya menyaksikan pertandingan Internazionale-Lazio di Roma. Sejak saat itu, ayah saya menjadi Interisti," tutur Moratti.
"Saya yakin telah membuat keputusan yang tepat karena saya melepas klub kepada orang yang memiliki semangat yang sama dengan saya di masa lalu," ungkap Moratti.
"Waktu telah berubah dan Thohir memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk memimpin Internazionale di masa depan dengan baik. Dia sangat aktif, bekerja keras, dan juga seorang komunikator yang hebat," ucap Moratti Rai News 24.
Editor | : | Jaka Sutisna |
Komentar