Di tahun 2018, Lalu Muhammad Zohri menjadi salah satu atlet yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Penulis: M. Hafidz Imaduddin
Hal ini tidak lepas dari keberhasilan Zohri menjadi juara lomba lari 100 meter pada kejuaraan dunia atletik U-20, Juli lalu.
Bertanding di Tampere, Finlandia, Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik dan mengalahkan tujuh pelari lainnya.
Atas prestasi itu, Zohri membuat bendera Indonesia berkibar untuk pertama kalinya pada kompetisi di bawah naungan Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF) itu.
Sepulang dari Finlandia, Zohri yang baru berusia 18 tahun disambut bak superstar di Tanah Air. Berbagai apresiasi datang dari pemerintah termasuk Presiden Joko Widodo, media massa, dan tentunya masyarakat.
Kesuksesan Zohri membuat publik berharap banyak atletik Indonesia khususnya cabang olahraga lari berprestasi di Asian Games 2018. Pada ajang empat tahunan itu, Zohri menyumbang medali perak dari nomor lari estafet 4x100 meter putra.
(Baca Juga: Dikalahakan Floyd Mayweather Jr di Depan Publik Sendiri, Ini Kata Tenshin Nasukawa)
Zohri bersama Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara, mencatatkan waktu 38,77 detik.
Ini adalah medali pertama Indonesia dari nomor 4 x 100 meter sejak tahun 1966. Untuk nomor individu, Zohri gagal menyumbang medali.
Pemuda asal Desa Pemenang Barat, Nusa Tenggara Barat, itu hanya bisa finis di urutan ketujuh nomor sprint 100 meter putra.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar