Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hasil Lengkap Pertandingan Final Korea Masters 2018

By Delia Mustikasari - Minggu, 2 Desember 2018 | 21:53 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra Korea, Son Wan Ho, melakukan selebrasi setelah memastikan kemenangan atas Chen Long (China) pada laga partai pertama babak perempat final Piala Thomas, di Kunshan Sports Center, Kunshan, China, Kamis  (19/5/2016).
JOHANNES EISELE/AFP PHOTO
Pebulu tangkis tunggal putra Korea, Son Wan Ho, melakukan selebrasi setelah memastikan kemenangan atas Chen Long (China) pada laga partai pertama babak perempat final Piala Thomas, di Kunshan Sports Center, Kunshan, China, Kamis (19/5/2016).

Skuat tuan rumah mengulang pencapaian tahun lalu pada Korea Masters 2018 yang digelar di Gwangju Womens University Stadium dengan raihan empat titel.  

Satu gelar lain menjadi milik China setelah menyajikan all chinese final pada sektor tunggal putri.

Pasangan ganda putra, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae membuka raihan gelar tuan rumah setelah menumbangkan wakil Taiwan, Po Li-Wei/Wang Chi-Lin, dalam laga berdurasi 55 menit.

Setelah itu, dua gelar dipastikan jadi milik skuat Negeri Ginseng setelah terjadi perang saudara pada nomor ganda putri dan ganda campuran.

Pada nomor ganda putri, pasangan unggulan ketiga Korea Selatan, Chang Ye-na/Jung Kyung-eun, keluar sebagai pemenang.

Chang/Jung memupus asa rekan senegaranya yang juga unggulan kedua, Lee So-hee/Shin Seung-chan, 21-14, 21-17 untuk mempertahankan gelar.

Sementara itu, pasangan Ko Sung-hyun/Eom Hye-won menjadi yang terbaik pada nomor ganda campuran.

Baca juga:

Melalui laga sengit selama 61 menit, Ko/Eom mengalahkan rekan senegara, Choi Sol-gyu/Shin Seung-chan, dengan skor 21-12, 15-21, 21-18.

Tunggal putra Son Wan-ho menambah koleksi gelar tuan rumah menjadi empat titel setelah mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Lee Zii Jia, 21-16, 21-11.

Adapun Indonesia gagal memperbaikan torehan pada Korea Masters karena dua wakilnya pada semifinal, Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto (ganda putri) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), terhenti di semifinal.

Tahun lalu, pencapaian terbaik skuat Merah Putih adalah menjadi semifinalis melalui pasangan ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Berikut hasil lengkap laga final Korea Masters 2018:

Ganda putra: Po Li-Wei/Wang Chi-Lin (Taiwan) vs Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan), 12-21, 21-17, 18-21

Ganda putri: Chang Ye-na/Jung Kyung-eung (Korea Selatan) vs Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan), 21-14, 21-17

Tunggal putra: Son Wan-ho (Korea Selatan) vs Lee Zii Jia (Malaysia), 21-16, 21-11

Tunggal putri: Li Xuerui (China) vs Han Yue (China), 21-10, 21-18

Ganda campuran: Choi Solgyu/Shin Seung-chan (Korea Selatan) vs Ko Sung-hyun/Eom Hye-won (Korea Selatan), 12-21, 21-15, 18-21

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Nugyasa Laksamana
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X