Keberhasilan Eko Yuli Irawan meraih medali emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018 kelas 61 kilogram belum memberikan jaminan baginya untuk mengikuti ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Menurut pelatih Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Dirdja Wihardja, aturan kualifikasi Olimpiade untuk cabang olahraga angkat besi sudah berubah.
Jika sebelumnya Olimpiade menggunakan sistem kuota yang bergantung kepada poin sebuah negara, kini kelolosan seorang lifter ditentukan dari pencapaiannya dalam sejumlah kejuaraan.
Eko Yuli Irawan, kata Dirdja, masih harus mengikuti setidaknya 6 kejuaraan lagi untuk mengamankan slot pada Olimpiade Tokyo 2020.
"Sebelumnya memakai sistem kuota. Jadi, misalnya Indonesia dapat 100 poin, maka kami punya kuota 5 atlet, atau 90 poin dapat kuota 4 atlet. Nah, kalau sekarang tergantung individu," ujar Dirdja saat ditemui BolaSport.com di bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (7/11/2018).
"Jadi, si atlet harus mengikuti seri kejuaraan. Setiap seri kejuaraan pun ada levelnya seperti layaknya turnamen bulu tangkis. Misalnya World Cup masuknya turnamen kategori gold," tutur Dirdja.
Baca juga:
- Hasil Fuzhou China Open 2018 - Menangi Duel atas Jonatan Christie, Anthony Ginting ke Perempat Final
- Hasil Fuzhou China Open 2018 - Dalam 21 Menit, Tontowi/Liliyana Jadi Wakil Pertama Indonesia yang Kunci Tiket Perempat Final
- Fuzhou China Open 2018 - Anthony Ginting dan Jonathan Christie antara Menyayangkan Pertemuan Terlalu Dini dan Belajar dari Pertemuan Sebelumya
Wakil Ketua PB PABBSI, Djoko Pramono, mengharapkan pemerintah bisa terus memberikan perhatian kepada para lifter demi memenuhi syarat kualifikasi.
Pada Kamis (8/11/2018), Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Imam Nahrawi memastikan bahwa pemerintah bakal memberikan memberikan dukungan.
Editor | : | Nugyasa Laksamana |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar