Kekalahan yang sering dialami pebulu tangkis tunggal putri India, Saina Nehwal, dari Tai Tzu Ying (Taiwan) dianggap sang pelatih sebagai sebuah alarm alias peringatan.
Oleh karena itu, pelatih kepala timnas bulu tangkis India, Pullela Gophicand, akan melakukan identifikasi kenapa Saina Nehwal kerap mengalami kekalahan dari pemain nomor satu dunia itu.
"Tai adalah pemain fenomenal. Bisa dibilang dia salah satu pebulu tangkis tunggal putri terbesar yang pernah ada," kata Gopichand seperti dilansir BolaSport.com dari The Hindu.
Berdasarkan rekor pertemuan, Tai unggul 14-5 atas Nehwal. Kali terakhir, mereka bertemu pada perempat final French Open 2018, 26 Oktober lalu.
"Jenis kekuatan dan jangkauan pukulan yang dia miliki terlalu bagus. Tai mampu mengatasi situasi yang sulit saat bertanding. Inilah yang membedakan dia dari pemain lain," ucap Gophicand.
Meski begitu, Gophicand menilai bahwa performa Nehwal terus meningkat saat berduel dengan Tai dari turnamen satu ke turnamen lain.
"Saya tidak berpikir Tai tidak terkalahkan. Kami telah mengidentifikasi apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari pemain Taiwan ini," aku Gophicand.
"Kami sadar akan kebutuhan untuk mengalahkan Tai yang merupakan pemain berbakat dan luar biasa. Selain Tai, kami juga mewaspadai duo Jepang, Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi, serta tunggal putri China yang baru," tutur Gophicand.
Nehwal sedang berupaya bangkit setelah mengalami cedera lutut pada Olimpiade Rio 2016.
Baca juga:
- French Open 2018 - Saina Nehwal, Tai Tzu Ying, dan Upaya Bangkit Setelah Jalani Operasi Lutut
- Denmark Open 2018 - Gregoria Harus Waspadai Pertemuan Perdana dengan Nehwal, sebab...
- Saina Nehwal Ikuti Jejak Susy Susanti di Layar Lebar
Saina Nehwal menjalani fase sulit selama 2016 karena mengalami cedera kaki setelah menjuarai Australia Open pada Juni.
Cederanya semakin bertambah ke bagian lutut sehingga kiprahnya terhenti pada babak kedua Olimpiade Rio 2016.
Saina Nehwal menjalani operasi lutut pada September 2016 dan baru kembali berlaga pada Liga India bertajuk Premier Badminton League (PBL), Januari 2017.
Secara perlahan, Nehwal memperbaiki performanya. Dia membuktikannya dengan raihan medali emas Commonwealth Games 2018, medali perunggu Asian Games 2018 dan posisi runner-up pada Denmark Open 2018.
"Jadi, ini adalah comeback yang sangat hebat baginya setelah istirahat panjang dari cedera. Sesuatu yang tidak pernah mudah," kata Gopichand.
Menurut Gophichand, Nehwal masih perlu melakukan beberapa penyesuaian terhadap pola permainan Tai.
"Kami akan bekerja dalam beberapa hari ke depan. Saya percaya itu hanya masalah satu kemenangan besar. Sayangnya, hanya ada sedikit waktu bagi para pemain untuk mempersiapkan diri."
"Sebagai contoh, pemain akan kembali malam ini dan akan pergi dalam dua hari untuk China, Hong Kong dan India. Acara terjadwal selama tiga minggu ke depan dan tidak memiliki banyak waktu mempersiapkan diri," katanya.
"Hal positifnya adalah para pelatih terus berbagi pemikiran mereka dengan saya sebelum pertandingan besar. Jadi, bukan berarti kami diam saja. Kami ada usaha untuk memperbaiki diri," ujar Gophicand.
Nehwal dijadwalkan turun pada China Open (6-11 November), Hong Kong Open (13-18 November), dan Syed Modi International Badminton Championship (20-25 November).
Editor | : | Nugyasa Laksamana |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar