Atlet sepak takraw Indonesia, Nofrizal, mencurahkan perasaannya setelah kalah menyakitkan dari Malaysia di final regu putra Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018), di Ranau Hall Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan.
Pemain bernomor punggung 6 tersebut mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya telah tampil habis-habisan untuk meraih medali emas pertama dalam sejarah sepak takraw di Asian Games 2018.
Kesuksesan memenangi gim pertama dengan skor 21-18 ternyata tidak diikuti dengan dua gim setelahnya karena kalah 20-22, 11-21.
"Tim sudah all out dengan kekuatan kami masing-masing. Kami main habis-habisan tetapi itulah permainan ada menang dan kalah," ujar Nofrizal kepada awak media.
Blunder di poin-poin kritis set kedua ternyata diakui Nofrizal sebagai awal dari kekalahan pahit dari Malaysia di depan publik sendiri.
"Memang kami tidak bisa mempertahankan poin. Memang kami telah unggul set kedua. Mereka lebih berani untuk mengejar poin dan akhirnya kami tersusul," kata Nofrizal.
Protes pelatih Malaysia di akhir set kedua ketika kemenangan 21-19 dianulir menjadi 20-20 puin tidak membuat Indonesia mampu keluar dari tekanan.
"Justru kami yang kemudian berada di bawah tekanan mereka. Kami sudah berusaha untuk bangkit tetapi kami tidak bisa untuk keluar dari tekanan itu," ucap Nofrizal.
Meski mengakui gagal keluar dari tekanan ketika tampil di final regu putra, Nofrizal cs berjanji akan melakukan yang terbaik di nomor terakhir yang dipertandingkan yaitu quadrant.
(Baca Juga: Bulu Tangkis Asian Games 2018 - Setelah 12 Tahun Menunggu, Jojo Buktikan Tunggal Putra Indonesia Bisa Kembali Berjaya)
"Siap. Pokoknya kami tetap berusaha kembali untuk mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia," kata Nofrizal mantap.
"Mungkin di Asian Games 2018 ini perak pertama tetapi kami tetap berusaha untuk memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara."
Dengan kekalahan atas Malaysia, Indonesia harus puas dengan medali perak untuk cabang olahraga sepak takraw nomor regu putra.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar