Rupanya beginilah cara Korea Utara membawa suporternya ketika mereka melakukan pertandingan internasional di luar negaranya.
Seperti diketahui bersama, Korea Utara adalah negara yang memiliki aturan ketat yang diberlakukan pada warganya.
Saking ketatnya bahkan penduduknya dilarang keluar dari negaranya, meski dalam situasi penting sekalipun.
Lalu bagaimana tim sepak bola Korea Utara mendapatkan dukungan dari warganya secara langsung ketika melakukan pertandingan di negara lain.
Hal itu mungkin akan menjadi pertanyaan besar bagi Anda, sebab tidak mudah untuk meninggalkan negara diktator tersebut dengan aman.
Tentu akan banyak risiko dan bahaya mengancam, andai nekat melakukannya.
Namun, pada 2010 silam ketika Korea Utara bermaian di Piala Dunia.
Orang-orang dikejutkan oleh barisan penonton, dengan pakaian merah lengkap dengan logo Korea Utara di dadanya.
Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang tersebut sudah pasti pendukung dari tim Korea Utara.
Pejabat FIFA dan jutaan pemirsa televisi terkejut ketika barisan orang-orang berpakaian merah "Korea Utara" mengambil tempat duduk mereka.
Bahkan mereka meyakini bahwa rezim diktator tersebut telah mengizinkan kebebasan warganya untuk melakukan perjalanan internasional.
Namun seorang penggemar, bernama Kim Yong Chon, 43, yang mengatakan dia adalah orang Korea Utara asli.
Mengatakan kepada wartawan bahwa kelompoknya yang berjumlah 300 orang telah dipilih dengan hati-hati oleh pemerintah Korea Utara.
Meskipun mereka menyanyikan lagu kebangsaan mereka dengan keras, kelompok itu hanya cenderung bersorak ketika pemimpinya, yang berdiri di depan mereka seperti seorang orkestra.
Sementara itu, pihak penggemar lain mengkonfirmasi rumor bahwa mereka adalah orang Tiongkok
Setelah memperoleh tiket melalui agen PR olahraga Tiongkok, yang diberi wewenang untuk menjual sebagian dari alokasi untuk Korea Utara berjumlah 1.400 kursi.
Mereka dijuluki 'penggemar sukarela', yang didalamnya termasuk penari, musisi dan artis lainnya.
Kelompok itu mengatakan mereka senang untuk mengenakan warna nasional Korea Utara.
Salah satu penggemar Brasil berkata: "Saya berbicara dengan mereka.
Mereka datang dari Beijing dan tidak tahu apa-apa tentang sepak bola atau Piala Dunia.
Mereka mengatakan mereka mendukung sepupu Komunis mereka dan senang berada di sana."
Bukan hanya para pendukung yang tidak konvensional untuk Piala Dunia pertama Korea Utara selama 44 tahun.
Sementara tim Brasil memiliki 500 wartawan berikut, mereka hanya memiliki lima dan telah melarang media luar dari sesi pelatihan.
Tim Korea Utara juga menolak untuk sepenuhnya mematuhi aturan FIFA atas ketersediaan media dan di satu konferensi pers.
Bahkan manajer Kim Jong Hun menegur seorang wartawan karena tidak menggunakan nama lengkap negaranya, Republik Rakyat Demokratik Korea Utara.
Editor | : | Nugyasa Laksamana |
Sumber | : | Intisari Online |
Komentar