Manajer Joan Mir, Paco Sanchez, membicarakan soal perjalanan karier sang pebalap yang ternyata dulu sempat ditolak oleh tim-tim MotoGP.
Menurut penuturan Paco Sanchez, perjuangan Joan Mir pada awal karier balap motor Grand Prix sangat berat.
Mir mulai bersinar saat turun pada ajang Red Bull MotoGPRookies Cup 2013 dan 2014.
Meski demikian, Sanchez mengaku kesulitan membawa Mir ke kelas Moto3 pada tahun 2015.
"Saya mengetuk semua tim Moto3 dan Moto2 untuk berusaha mendapatkan tempat untuk dia pada tahun 2015, tetapi tidak ada yang menginginkannya. Bahkan pada ajang Supersport, tidak ada yang berminat," kata Paco Sanchez.
Terkendala keterbatasan dana, Sanchez kemudian membawa Joan Mir ke ajang CEV Moto3 dan menempatkan dia di tim yang kurang kompetitif serta hanya menggunakan motor edisi tahun 2012.
(Baca Juga: Bela Antoine Griezmann, Paul Pogba Sampai Tebar Ancaman!)
"Orang tuanya tidak memiliki uang dan kami hanya bisa menawarkan bakat dia kepada tim. Saya mendapat sejumlah uang dan menempatkan Joan Mir di salah satu tim terburuk di CEV Moto3," ujar Paco Sanchez.
"Dia terpaksa berkompetisi pada tahun 2015 dengan motor 2012 dan melawan tim seperti Alzamora-Monlau dan Ajo Motorsport, yang pada dasarnya Joan Mir bersaing dengan peralatan bekas. Bagaimanapun, dia memenangkan dua balapan pertama. Setelah itu tidak ada keraguan bahwa dia sangat cepat," ucap Sanchez lagi.
Pada tahun 2016, Joan Mir berhasil turun di kelas Moto3 bersama tim Leopard Racing dan berhasil meraih satu kemenangan pada musim perdananya.
Musim lalu, Joan Mir berhasil menjadi juara dunia Moto3 bersama tim Leopard Racing.
Prestasi itulah yang mengantarkan dia ke kelas Moto2 pada musim 2018.
Kini, keadaan menjadi terbalik, Mir diminati oleh banyak tim peserta MotoGP meski baru memulai debut di kelas Moto2 pada musim ini.
Beberapa waktu lalu, Joan Mir sudah diumumkan bakal menjadi pebalap tim Suzuki pada musim depan.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Motorcyclesports.net |
Komentar