Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fakta Kehidupan Kejam Sepak Bola Iran di Tangan 'Diktator' Sadam Husein : Menang Atau Disiksa Hingga Menang

By Intisari Online - Minggu, 3 Juni 2018 | 19:53 WIB
 Kapten timnas Irak, Younis Mahmoud, mengangkat trofi juara Piala AFC 2007 usai menaklukkan perlawanan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 29 Juli 2007.
SAEED KHAN / AFP
Kapten timnas Irak, Younis Mahmoud, mengangkat trofi juara Piala AFC 2007 usai menaklukkan perlawanan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 29 Juli 2007.

Kisah pilu Pesepak bola Irak yang hidup di zaman Rezim Sadam Husein,diantara dua pilihan, menang atau disiksa hingga menang!

PestaAsia - Sepak Bola adalah satu dari banyak olahraga yang berhasil menyatukan sekaligus memecah belah suatu bangsa, dengan kata lain melalui sepakbola kerukunan satu negara bisa terjalin.

Namun, di sisi lain loyalitas dan aksi militan para suporter atas tim kebanggan mereka juga bisa menjadi pemicu terpecahnya suatu komunitas besar atas dasar loyalitas dan menjunjung kebanggaan mereka, dalam ranah bernama sepak bola.

Lantas bagimana dengan Irak, negara ini sempat menikmati masa pahit kala Saddam Husein berkuasa atas Irak, dan Sepak Bola juga merupakan salah satu hal yang harus diperjuangkan meski dengan darah sekalipun.

Uday Husein putra tertua dari Saddam Husein bertanggung jawab bertanggung jawab atas tim Irak dari 1984 hingga awal 2000-an dan di bawah pengawasannya, mereka memperoleh pengakuan internasional. 

 

Sayangnya, di bawah Uday Hussein, penyiksaan pemain sepak bola dan kebrutalan mencapai tingkat kesedihan yang tak tertandingi.

Pemain dipukuli dan dihadapkan pada hari-hari perawatan kejam, mereka hidup dalam ketakutan bahwa Uday akan menyuruh seluruh tim sepakbola Irak dieksekusi jika mereka kalah. 

Mantan pemain sepak bola Irak telah datang untuk berbicara tentang apa yang mereka alami dan apa yang telah terjadi pada mereka sejak hari-hari mereka di lapangan untuk Irak. 

Kejahatan Uday Hussein mengeksploitasi atlet yang rentan dan menciptakan perbedaan mengejutkan antara adorasi yang mereka terima di lapangan dan kebrutalan yang mereka alami di belakang layar.


Editor :
Sumber : Intisari Online


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X