JUARA.NET – Tim balap sepeda (paracycling) Indonesia menurunkan 13 atlet yang berlaga di Asian Para Games (APG) 2018. Menjadi tuan rumah di APG 2018 memberi kesempatan kepada National Paralympic Committee (NPC) Indonesia menurunkan lebih banyak atlet.
Meski demikian tak mudah bagi Indonesia untuk bersaing di paracycling. Selain Malaysia, tuan rumah harus bersaing dengan negara-negara kuat di paracycling seperti China, Iran dan Jepang. Ini yang menjadikan tuan rumah menargetkan dua perunggu di cabang tersebut.
Pebalap Ni Kadek Karya Dewi dan Muhammad Fadli Imammuddin diharapkan bisa menyumbang medali di nomor road. Sebaliknya pebalap Indonesia masih kesulitan bersaing di nomor trek.
(Baca Juga: Piala Uber 2018 - Indonesia dan China Buat Malaysia Perpanjang Mimpi Buruk)
“Kami berharap meraih medali di nomor road. Targetnya adalah dua perunggu. Ini target realistis mengingat persaingan yang ketat di paracycling. Saya menetapkan target, kami memang diminta realistis dan tidak muluk. Meski demikian, kami punya komitmen melebihi target itu,” kata Umar.
Ditambahkannya, “Di nomor trek, pebalap masih sulit bersaing karena kami masih dalam tahap belajar. Tak mudah berlaga di trek karena dibutuhkan taktik, teknik dan mental. Semua itu butuh waktu yang tidak singkat.”
Keduanya sempat menguji kemampuan dengan mengikuti kejuaraan paracycling Asia di Myanmar dan Malaysia.
Hasilnya, Dewi dan Fadli meraih emas di nomor road di the 7th Asian Road Paracycling Chamionships di Myanmar. Fadli juga mengukir prestasi di Malaysia dengan meraih perunggu di Individual Pursuit 4000 m.
“Pencapaian itu setidaknya menunjukkan mereka mampu bersaing di level Asia,” ujarnya.
Para pebalap direncanakan dikirim ke Italia untuk menjalani try out sekaligus mengikuti kejuaraan dunia paracycling. Namun hanya sembilan yang kemungkinan bisa diberangkatkan.
Persoalannya kejuaraan itu dibutuhkan pebalap untuk mencapai Standar Klasifikasi Mininum (Mininum Classification Standard) sebagai syarat mengikuti APG 2018. Bila absen di Italia, penetapan klasifikasi pebalap dilakukan menjelang APG.
“Bila penetapan klasifikasi dilakukan di Jakarta saat menjelang APG, kami khawatir bila mereka tidak lolos. Bila itu yang terjadi semua akan menjadi sia-sia. Latihan keras mereka selama pemusatan tak ada artinya karena tak bisa tampil di APG. Jadi, saya mengusahakan semua ikut kejuaraan di Italia,” ucap Fadilah.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | juara.net |
Komentar