Setiap penonton yang menyaksikan pertandingan tenis punya aturan harus tetap tenang dan tidak boleh bersorak. Pernah enggak sih kita merasa penasaran dengan alasan di balik aturan tersebut?
Di Indonesia, nonton turnamen tenis memang enggak sepopuler badminton maupun sepakbola. Salah satu alasannya bisa jadi karena dalam pertandingan tenis, penonton enggak bisa berekspresi dengan bebas dalam mendukung pemain favoritnya.
Pertandingan tenis selalu hening dan kita hanya bisa mendengar suara bola yang memantul, suara sepatu pemain, dan suara pemain. Sesekali penonton memang boleh memberi tepuk tangan saat pemain mencetak skor, but that’s about it.
Ternyata alasan turnamen tenis tidak boleh berisik ini berawal dari sejarah olahraga tenis. Di tahun 1870-an, tenis pertama kali dimainkan di Inggris oleh para bangsawan. Olahraga ini benar-benar ekslusif untuk kalangan mereka saja. Awalnya para perempuan kerajaan Inggris main tenis masih dengan mengenakan gaun, lengkap dengan korset.
Seperti kita ketahui, bahkan sampai sekarang, keluarga kerajaan Inggris masih sangat mempertahankan tradisi-tradisinya. Salah satunya adalah sikap mereka yang enggak terlalu mengungkapkan perasaannya dengan lepas. Para penonton tenis di abad itu tentu saja enggak mungkin bersorak dan menyanyikan yel-yel seperti penonton pertandingan sepak bola, kan?
Selain karena sejarah, bentuk lapangan tenis juga sangat memungkinkan suara sepelan bisikan mudah terpantul. Tentunya hal ini akan mengganggu konsentrasi pemain.
Saat stadion Arthur Ashe di New York pertama kali digunakan untuk US Open, petenis asal Inggris, Andy Murray merasa sangat enggak nyaman dengan akustik di stadion itu.
Ia mengatakan bahwa kalau ada suara lain, dia jadi kesulitan mendengar suara pantulan bola lawan yang kemudian juga jadi sulit menentukan strategi perlawanannya.
Petenis Ryan Horrison juga bercerita bahwa pernah ada penonton di pertandingannya yang terlalu banyak membuat gerakan sehingga membuat Ryan sempat salah fokus.
Kalau kamu tertarik menonton pertandingan tennis, ini 4 etika yang harus diperhatikan.
Jangan Membuat Suara
Sebisa mungkin jangan membuat suara seperti makan keripik, diskusi sama teman di sebelah, apalagi sampai bersorak saat bola masih dipukul. Umpire akan sering mengingatkan penonton untuk enggak mengeluarkan suara. Saat pemain mencetak skor, barulah penonton boleh memberi tepuk tangan yang masih dalam batas wajar.
Pastikan HP dalam Keadaan Silent dan Flash Mati
Selain suara penonton, suara HP dan flash kamera juga akan mengganggu konsentrasi pemain. Jadi pastikan HP kita di-silent dan flash kamera kita mati, ya.
Diam Di Tempat Duduk
Selama pertandingan berlangsung, jangan pernah bangkit dari tempat duduk untuk pindah tempat duduk, mau pun ke toilet. Seperti Ryan Harisson bilang, gerakan sedikit aja dari penonton bisa membuat konsentrasinya buyar. Kita bisa meninggalkan tempat duduk saat pemain berganti posisi.
Jangan Berkomentar Tentang Pemain dan Officials
Meski bersuara aja sudah dilarang, yang paling penting adalah jangan pernah mengomentari pemain atau officials seperti umpire selama kita masih di dalam stadion. Hal ini benar-benar dilarang keras dalam pertandingan tennis
Editor | : | |
Sumber | : | http://cewekbanget.grid.id/Love-Life-And-Sex-Education/Kenap |
Komentar