Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Bola Tangan Indonesia Terus Pelajari Pola Permainan Asia

By Yakub Pryatama - Selasa, 8 Mei 2018 | 08:49 WIB
Tim Bola Tangan Remaja Indonesia berhasil meraih poin tertingginya saat bersua Kazakstan, pada ajang Kejuaraan Bola Tangan Remaja Asia Putri yang digelar di GOR Popki, Cibubur, 20-28 Agustus.
FERNANDO RANDY/BOLA/JUARA.NET
Tim Bola Tangan Remaja Indonesia berhasil meraih poin tertingginya saat bersua Kazakstan, pada ajang Kejuaraan Bola Tangan Remaja Asia Putri yang digelar di GOR Popki, Cibubur, 20-28 Agustus.

Rabu (2/5) sekitar Pukul 22.00 WIB, tim bola tangan putra dan putri Indonesia baru saja kembali ke Tanah Air dari Thailand. Mereka pulang dengan buah tangan positif setelah satu minggu menjalani training camp (TC). 

Dipimpin oleh pelatih asal Korea Selatan, Yoon Tai-il, sebanyak 32 pemain putra dan putri berlatih di Pathum Thani, Thailand. 

Mereka melakukan sparing dengan tim-tim lokal di Pathum Thani dan Bangkok. Hasilnya, tim putra menyapu bersih seluruh pertandingan, sedangkan tim putri masih sulit mengimbangi tim lokal. 

"Kalau tim putri memang agak berat. Kita masih jauh dengan tim-tim yang ada di sana," tutur asisten pelatih. 

Abdul mengakui, Thailand sudah tertata dari segi pembinaan dan fasilitas lapangan bola tangan yang terdapat di seluruh daerah. 

Dia pun berharap Indonesia bisa meniru perkembangan pesat Thailand. Maklum, kualitas tim nasional bola tangan Thailand masih bisa diimbangi oleh Indonesia. 

"Kendala terbesar kita adalah sumber daya atletnya yang kurang," ucap Abdul.

(Baca Juga: Resmi! Wasit Terburuk Akan Pimpin Partai Puncak Liga Champions)

Meski begitu, Abdul membawa buah tangan oke saat kembali ke Tanah Air, yakni belajar banyak dari latihan dan pertandingan. 

Selanjutnya, para atlet harus semakin memperbaiki teknik dan fisik menuju Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September. 

Pola Asia

Rencananya, tim putra dan putri akan berangkat ke Korea Selatan pada pertengahan Mei untuk menjalankan TC kedua selama satu bulan dan tetap berada di bawah arahan Yoon Tai-il. 

"Kami akan terus mendalami pola permainan tim-tim Asia. Pola permainan Asia berbeda dengan Eropa. Jadi, kami akan mempraktikkan pola Asia, seperti yang digunakan Jepang, China, bahkan Korea," tutur Abdul.

Menurut Abdul, perbedaan pola Asia dan Eropa terletak pada pergerakan. Asia lebih aktif dalam bergerak dan mencari ruang. Pola itu digunakan lantaran postur tubuh Asia yang tak setinggi orang Eropa. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Imadudin Adam
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X