Laksma TNI Sudarmoko memberikan penghargaan kepada sejumlah atlet silat di Kalimantan Barat pada Sabtu, (28/4/2018). Salah satu yang mendapatkan penghargaan adalah Prada Wardiono pesilat yang juga tercatat anggota Kodim 1205 Putussibau.
Pemberian penghargaan kepada atlit silat ini dilakukan di rumah (Alm) Pairoen Ditowerjo yang merupakan sesepuh dan salah satu pendiri PPS Wekasan SN Tunggal sekaligus mengelar acara syukuran yang memperingati HUT ke 41 PPS Wekasan SN Tunggal.
Dalam peringatan hari jadi PPS Wekasan SN Tunggal tahun 2018 ini mengangkat tema PPS Wekasan SN Tunggal melestarikan budaya untuk menunjang persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam acara syukurannya dihadiri segenap pengurus cabang dan ranting, para tokoh serta pesilat dari berbagai daerah, selain itu hadir Laksma TNI Sudarmoko, M.M. sebagai pembina PS Wekasan SN Tunggal.
Perwira Tinggi AL ini terbilang aktif, ia berlatih silat sejak di bangku SD sampai dengan SMA, selanjutnya melanjutkan pendidikan di AKABRI TNI AL, lulus tahun 1986. Saat ini berdinas di Markas Besar TNI Angkatan Laut sebagai Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Kadislaikmatal).
Laksma TNI Sudarmoko sedikit menceritakan tentang PPS Wekasan SN Tunggal, sebelumnya lebih dikenal dengan nama Silat Jawa yang dibawa dan di kembangkan di Kalimantan oleh guru besar H. Kasan Gendon (1918-1967).
(Baca Juga: VIDEO - Tak Terlihat, Aksi Tak Terpuji Mo Salah Ini Bisa Berujung Sanksi yang Berat!)
Ia menceritakan berdasarkan sejarah yang pada masa perjuangan tidak ketinggalan turut ambil bagian berjuang bersama komponen bangsa lainya.
Tetapi seiring berjalan, prestasi pesilatnya yang pernah di capai beberapa kali mengikuti kejurnas (1979-1982), dan event PON tahun 1991 di Jakarta, salah satu pesilat legendaries dari Wekasan adalah Subiono BE lebih di kenal dengan panggilan Bono.
Pada tahun 1977 oleh penerus PPS Wekasan SN Tunggal mendaftarkan diri ke organisasi induk silat yakni ke Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dengan nama PS Wekasan.
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Tribun Pontianak |
Komentar