Kesuksesan tim bola basket putri Surabaya Fever merajai tiga seri awal Srikandi Cup musim ini tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin sang peracik strategi tim, Wellyanto Pribadi.
Sejak ia menangani Fever pada 2014, mereka memegang rekor sebagai tim basket putri yang belum terkalahkan di ajang kejuaraan kompetisi basket putri di Tanah Air.
Namun, pria yang lahir pada 12 Agustus, 53 tahun silam tersebut enggan menyebut jika kesuksesan Fever selama ini berkat tangan dinginnya.
Bagi Welly, hal itu itu adalah olahraga tim dan semua unsur yang terlibat memiliki peran dalam setiap kesuksesan yang diraihnya.
Dalam menangani Gabriel Sophia dan rekan-rekannya, ia memiliki filosofi bahwa mereka harus bisa bekerja sama seperti jemari tangan.
"Saya bukan pelatih hebat. Justru anak-anaklah yang mempunyai potensi itu. Semua pemain Surabaya Fever bisa menjadi pemain inti karena mereka memahami filosofi jemari tangan, ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking," kata Welly.
"Jika disatukan secara fungsi kerja, akan menghasilkan kekuatan yang utuh, ujar pria yang biasanya disapa oleh para pemainnya dengan pangilan Ko Welly dalam siaran pers yang diterima BolaSport.com.
(Baca juga: Stephani Widjaja Jadi Salah Satu Harapan Indonesia pada Pembangunan Jaya Raya Junior GP 2018)
Welly mengawali kecintaanya bermain basket di klub CLS Surabaya saat ia duduk di bangku SMP sekitar awal 1990-an.
Berposisi sebagai point guard, ia dinilai oleh salah satu pelatih legendaris nasional yang sekaligus sesepuh CLS, Widiarto Hartanu atau yang akrap disapa Mpek, mempunyai kecepatan meskipun postur tubuhnya tidak terlalu tinggi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | SURABAYA FEVER |
Komentar