Pada balapan GP Australia pekan lalu, kru tim Mercedes sempat melaporkan kepada Lewis Hamilton bahwa mobil sang pebalap mengalami overheating atau tingginya suhu mesin.
Hal itu membuat Hamilton gagal finis di posisi terdepan. Ia berada di posisi runner-up, atau kalah dari sang rival, Sebastian Vettel, yang memperkuat tim Scuderia Ferrari.
Hamilton pun sempat mengaku khawatir terhadap ketahanan mesin mobilnya, mengingat masih ada banyak balapan yang harus dijalani.
(Baca juga: McLaren-Renault Moncer, Fernando Alonso Berpeluang Memutus Rekor Buruk dalam 4 Tahun Terakhir)
Meski demikian, Engineering Director Mercedes, Andrew Shovlin, memastikan tak ada persoalan serius dari mesin mobil Hamilton.
Shovlin menyatakan, mobil Hamilton siap bersaing pada seri GP Bahrain yang berlangsung di Sirkuit Sakhir, 6-8 April mendatang.
"Anda mungkin mendengar kami yang memberitahu Hamilton bahwa betapa panasnya mesin mobil dia. Memang, itu cukup dekat dengan batas suhu tertinggi," kata Shovlin.
"Namun, kami cukup yakin mesin akan dalam kondisi yang baik. Hamilton akan memakai mesin itu di Bahrain dan China. Kami akan memantau semuanya agar terus berjalan baik," tutur dia.
Panasnya mesin mobil Hamilton saat balapan di Australia membuat sang pebalap tak bisa optimal "mengejar" Vettel yang ada di depannya.
(Baca Juga : Fernando Alonso Akui Tim McLaren Masih Harus Lakukan Pengembangan Lagi)
Hamilton khawatir mesin mobilnya akan jebol atau rusak jika terlalu memaksa untuk menekan Vettel.
Terkait GP Bahrain, Vettel memiliki catatan yang sedikit lebih baik dari Hamilton.
Vettel sudah tiga kali menjadi juara di Bahrain, yakni pada 2012, 2013, dan 2017, sedangkan Hamilton baru dua kali (2014 dan 2015).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | crash.net |
Komentar