Pebulu tangkis tunggal putra Korea Selatan, Son Wan-ho, mengaku pernah tertekan saat menduduki peringkat satu dunia.
Son mengakui bahwa proses menjadi nomor satu dunia bukan perkara mudah.
Namun, mempertahankan posisi nomor satu jauh lebih sulit daripada meraihnya.
"Tidak mudah untuk meraih dan menjaga posisi tersebut," ujar Son seperti dikutip BolaSport.com dari Badminton Unlimited.
"Saya merasakan tekanan sekaligus percaya diri di saat yang bersamaan," kata Son melanjutkan.
Son Wan-ho menduduki peringkat satu dunia di sektor tunggal putra pada Mei-September 2017.
Pada masa itulah tekanan sekaligus kepercayaan diri Son datang bersamaan.
"Saya merasakan tekanan untuk tampil apik karena peringkat dunia tetapi juga menaikkan rasa percaya diri saya," ujar Son lagi.
Namun, menjadi nomor satu bukanlah sesuatu yang abadi karena Son akhirnya turun takhta dan kini digantikan oleh Viktor Axelsen yang merupakan pebulu tangkis asal Denmark.
Untuk itulah Son mengaku jika dirinya tidak lagi terlalu ngoyo di setiap pertandingan yang diikuti.
(Baca Juga: Ini Strategi Hafizh Syahrin untuk Raup Poin pada GP Argentina 2018)
"Beberapa waktu terakhir saya lebih menikmati setiap pertandingan yang saya mainkan," aku Son.
"Saya sadar jika saya mendapatkan hasil yang lebih baik dengan itu," ujarnya.
Pikiran Son kini beralih untuk menang dan menikmati setiap pertandingan.
"Selain menetapkan tujuan untuk menang saya juga mengatur pikiran saya untuk menikmati setiap pertandingan," pungkas pebulu tangkis berusia 29 tahun tersebut.
Meski tak lagi menjadi tunggal putra nomor satu dunia, Son tetap menjadi andalan Korea Selatan dan tidak menutup kemungkinan untuk kembali merebut tahta yang sempat hilang.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | youtube.com/BadmintonWorld.tv |
Komentar