Kota Bandung memang terkenal selalu melahirkan bibit-bibit unggul pemain bulu tangkis muda berbakat. Tak ayal, ibukota Jawa Barat itu juga menjadi salah satu faktor keberhasilan lahirnya pebulu tangkis muda asal Pekanbaru yang lolos pertama kali di audisi umum Djarum.
Lahirnya koneksi antara Bandung dan Pekanbaru terjadi saat 2008. Tepatnya ketika pelatih bulu tangkis asal Bandung, Iwan Ramdani, datang dan merantau ke Pekanbaru.
Ia datang dan menawarkan jasa untuk melatih di PB Angkasa yang bermarkas di GOR Angkasa, Pekanbaru. Niat baik Iwan disambut baik pula oleh sang pendiri GOR dan PB Angkasa, Hadi Susanto.
Maklum, saat itu PB Angkasa baru memiliki lapangan untuk bertanding, tetapi belum ada anak-anak yang berkumpul untuk berlatih.
Baca juga: Harapan Pemain Malaysia Ciptakan Perang Saudara pada Final Commonwealth Games 2018
Kedatangan Iwan memang membawa angin segar. Namun, pasca tiga bulan melatih anak-anak yang mulai berdatangan, Iwan memilih pulang kampung untuk menjadi pegawai.
Posisinya lantas dilanjutkan oleh sang kakak, Asep Dedi Kustiawan. Asep memulai petualangannya melatih PB Angkasa sejak 2009.
Berkat tangan dingin Asep, salah satu bocah asli Pekanbaru mampu menembus audisi umum Djarum di Palembang pada 2015. Rahmat Julio Rafli Litonga, sukses menembus batas yang selama ini kerap sulit dilewati oleh bocah Riau.
Kepercayaan Hadi kepada Asep untuk melatih klubnya terus terjalin. Prestasi kombinasi Hadi dan Asep tak berhenti sampai disitu. Pada audisi umum Djarum 2016, giliran adik dari Rahmat, Rahma Novita Pebi yang mengikuti jejak sang kakak untuk menempa ilmu di Kudus.
Seakan tak puas, Asep dan PB Angkasanya kembali meloloskan satu pemain pada 2017. Ia adalah Najwa Alfatiha.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2856 |
Komentar