Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Marcus Fernaldi Pertanyakan Aturan Baru BWF tentang Servis

By Nugyasa Laksamana - Kamis, 1 Maret 2018 | 17:00 WIB
Pemain ganda putra nasional, Marcus Fernaldi Gideon, saat berbicara di hadapan para awak media di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/3/2018).
NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM
Pemain ganda putra nasional, Marcus Fernaldi Gideon, saat berbicara di hadapan para awak media di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/3/2018).

Pemain ganda putra nasional, Marcus Fernaldi Gideon, angkat bicara terkait peraturan baru dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengenai servis.

BWF menetapkan aturan baru yang mewajibkan setiap pemain untuk melakukan servis dengan tinggi maksimal kok 115 cm dari permukaan lapangan.

Aturan tersebut mulai diberlakukan pada turnamen All England 2018 yang akan berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, 14-18 Maret.

Bagi Marcus, aturan itu dinilai rancu karena penentuan fault atau tidaknya servis masih tergantung dari service judge yang bertugas.

Ia menyarankan sebaiknya aturan tersebut diterapkan jika sudah ada semacam alat pendeteksi sehingga bisa didapatkan keputusan yang adil.

(Baca juga: PBSI Bidik Satu Gelar pada All England 2018)

"Kami belum pernah tahu servisnya seperti apa karena dari cara melihatnya pun beda-beda. Semua tergantung dari mata service judge-nya. Kalau misalnya mata dia silinder, mungkin bisa bermasalah," kata Marcus saat ditemui di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/3/2018).

"Kalau BWF mau buat peraturan seperti ini, seharusnya mereka punya alat semacam hawk eye untuk mendeteksi servis seorang pemain atau ada sensornya. Kalau enggak begitu ya enggak fair dong," ucap dia.

Atlet jebolan klub PB Tangkas itu mengakui bahwa aturan servis yang baru cukup menyulitkannya.

Sebagai persiapan, Marcus dan pasangannya, Kevin Sanjaya Sukamuljo, sudah berlatih dengan melibatkan service judge internasional yang berasal dari Indonesia.

(Baca juga: Sektor Ganda Putri Indonesia Punya Kans Juara pada All England 2018)

"Buat saya yang badannya pendek saja susah, apalagi bagi pemain dengan tinggi sampai 190 cm. Pasti dia harus jongkok-jongkok servisnya," ujar Marcus.

"Dari dulu, aturan servis itu memang rancu, fault atau enggaknya tuh seperti nggak pasti. Besok bisa fault, selanjutnya bisa nggak fault," tutur dia.

Pada babak pertama All England 2018, Marcus/Kevin yang merupakan juara bertahan akan langsung melawan rekan mereka di pelatnas, Angga Pratama/Rian Agung Saputro.

Bagi kedua pasangan, laga tersebut merupakan pertemuan perdana mereka.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X