Keputusan Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) melarang wakil Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM), Jadadish Chandra, menghadiri sidang pengaturan skor di Singapura, Selasa (27/2/2018), membuat BAM gerah.
Pada hari kedua, agenda pengaturan skor alias match fixing yang melibatkan dua pebulu tangkis independen Malaysia itu adalah mendengar keterangan alias hearing dari para pelaku.
"Kami kecewa dan terkejut dengan keputusan BWF untuk mengubah izin masuk Jadadish (Chandra) sebagai pengamat pada pagi ini," tutur Ketua BAM Datuk Seri Norza Zakaria yang dilansir dari NST.
"Ketua panel independen mengklaim bahwa Jadadish telah mengungkap informasi terkait hearing kepada media," ucap Zakaria lagi.
Baca juga: Korea Utara akan Kirim Atlet Lagi ke Korea Selatan
Chandra dikirim BAM ke Singapura untuk menjadi pengamat pada sidang pengaturan skor.
Pada hari pertama, Chandra masih bisa menjalankan tugasnya sebagai pengamat dari pihak BAM.
Namun, setelah menghadiri sidang pengaturan skor hari pertama, Chandra menerima informasi dari CEO BWF Stuart Borrie bahwa izin untuk menjadi pengamat yang dia miliki telah dicabut.
Alasan pencabutan izin Chandra tidak lepas dari keberatan yang disampaikan para pengacara pelaku match fixing kepada ketua tim panel independen.
"Pertama, kami (BAM) selalu menghormati BWF dan proses yang mereka lakukan. Apa yang dikatakan Jadadish kepada media tidak melampaui kapasitas dia sebagai pengamat," kata Zakaria.
"Kami tidak senang dengan keputusan BWF. Saya sudah meminta Datuk Ng Chin Chai (Sekretaris Jenderal BAM) dan Michelle Chai (Manajer Umum BAM) untuk mengirim surat protes kepada BWF," ucap Zakaria lagi.
Bulu tangkis Malaysia tengah tercoreng setelah dua pemain independen mereka, Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang, diduga melakukan pengaturan skor.
Zulfadli dan Tan hingga berita ini diturunkan belum bersedia memberikan keterangan kepada media.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar