Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti menilai seni pertandingan bulu tangkis terancam hilang menyusul regulasi baru terkait skor pertandingan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF).
Susy menyebut regulasi anyar tersebut terlalu buru-buru disetujui.
"Mungkin yang bikin aturan enak, tetapi yang menjalankannya butuh latihan seperti apa, polanya beda semua," tutur Susy yang dikutip dari Badminton Indonesia.
Sistem skor pertandingan bulu tangkis semula menggunakan sistem 21 poin dengan maksimal tiga gim per laga. Adanya aturan baru dari BWF membuat sistem skor pertandingan akan bergeser menjadi 11 poin dengan maksimal lima gim per laga.
Sistem skor pertandingan ini akan mulai diterapkan pada turnamen All England Terbuka 2018 yang berlangsung di Birmingham, Inggris, 14-18 Maret mendatang.
(Baca Juga: Aturan Servis Lama Dihapus, Awal Serangan Bulu Tangkis Tambah Mirip dengan Tenis)
"Kami agak susah menikmati permainan bulu tangkis karena terlalu cepat. Belum lagi nanti servis di-fault, bola out, habis deh, jadi tidak ada seninya," kata Susy menambahkan
Menurut Susy, seni bulu tangkis adalah saat seorang pemain bangkit di tengah pertandingan dan sukses membalikkan keadaan.
"Orang kan mau menikmati, bagaimana pemain ketinggalan terus menyusul. Seperti kemarin Firman (Abdul Kholik) yang ketinggalan 14-20 lalu bisa menang," kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Firman adalah pemain tunggal putra nasional Indonesia yang sukses menang dramatis pada semifinal Kejuaraan Beregu Asia 2018 atas wakil Korea Selatan, Lee Dong-keun.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar