18 Maret mendatang.
Berkaca pada penampilan positif pada Kejuaraan Beregu Asia 2018 di Malaysia, Susy menilai Greysia Polii dkk telah menemukan momentum yang pas karena telah berhasil mengalahkan tim China.
"Saya sangat senang akhirnya Indonesia bisa mengalahkan China sejak terakhir 1996 lalu. Ini adalah momentum yang pas untuk mereka bisa merangsek ke jajaran pemain elite dunia," ujar Susy kepada JUARA.
Bagi Susy, penampilan keseluruhan pasukan ganda putri kini terlihat stabil. Ia ingin pasangan seperti Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani penampilannya terus konsisten selama pertandingan.
"Intinya jangan mau kalah dengan lawan. Kita bertanding itu untuk negara, maka berikan yang terbaik untuk negara. Penampilan saat di lapangan juga harus stabil dan menjaga irama pertandingan agar tak kalah dari lawan," ujar Susy.
(Baca juga: Lee Chong Wei: Jadi Nomor Satu Dunia Tidak Penting bagi Saya)
Fitriani sebagai ujung tombak
Pada sektor tunggal putri, Fitriani akan menjadi ujung tombak Indonesia guna mengarungi All England 2018. Ia akan melawan pebulu tangkis asal malaysia, Sonia Cheah pada babak utama.
"Saya melihat Fitriani sudah tampil apik di Malaysia. Tinggal menunggu konsistensi saja. Saya sudah sampaikan ke seluruh pemain, jangan cepat menyerah saat bertanding. Saya berharap anak-anak bisa menangkap motivasi yang saya berikan," tutur Susy.
Senada dengan Susy, pelatih tunggal putri, Minarti Timur, melihat kans untuk Fitriani juga terbuka. Namun, ia tak muluk-muluk menargetkan Fitriani.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar