Hujan deras di lapangan panahan Senayan, Jakarta, Kamis (15/2), menjadi saksi perjuangan tim panahan Indonesia saat membidik sasaran pada hari terakhir test event panahan untuk Asian Games 2018, 10-15 Februari.
Penulis: Yakub Pryatama
Hasilnya, Yoke Rizaldi Akbar dkk. harus puas menempati posisi ketiga di klasemen akhir, yang juga berisikan lima negara lainnya, yaitu Taiwan, Thailand, Hong Kong, Laos, dan Malaysia.
Indonesia menggondol satu emas, tiga perak, dan dua perunggu.
Satu-satunya emas berhasil didapatkan para srikandi di nomor compound beregu putri setelah mengempaskan perlawanan Taiwan dengan total 220 poin.
(Baca Juga: Keterbukaan, Romantisme, dan Gairah Sepak Bola pada Piala Presiden 2018)
Gemuruh angin dan hujan yang tak kunjung reda membuat lawan mengalami kesulitan dalam membidik sasaran.
Pada set pertama, tim compound yang terdiri dari Rona Siska Sari, Yurika Nina Bonita, dan Triya Resky Adriyani tertinggal 54-57 dari Taiwan.
Berkat ancang-ancang yang oke, di set terakhir, Yurika dkk. membalikkan keadaan dengan jarak angka cukup telak 55-40 di set keempat.
Indonesia menang 220-211 (54-57, 57-57, 54-57, 55- 40).
“Meski hujan lebat dan angin kencang membuat arah panahan semakin sulit untuk dibidik, kami tetap fight dalam pertandingan ini. Ke depannya jika ada hujan kami harus tetap berlatih,” ujar Rona Siska Sari kepada BOLA.
Menanggapi cuaca yang membuat tim panahan harus mengalami kesulitan mendulang emas, pelatih panahan, Denny Trisyanto, mengaku anak asuhnya harus bisa menyesuaikan diri terhadap segala kemungkinan terburuk saat di lapangan, termasuk hujan dan angin.
“Saya tidak bisa melakukan evaluasi terhadap tim karena ini bukan tim inti menuju Asian Games 2018 dan ada beberapa junior yang masuk tim pada test event,” ucap Denny Trisyanto kepada BOLA.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar