Petinju nasional peraih medali perak pada test event Asian Games 2018, Mario Blasius Kali, ternyata pernah menjadi atlet taekwondo saat masih remaja.
Mario Blasius Kali memilih untuk jadi atlet taekwondo saat usianya baru menginjak awal belasan tahun.
Keputusan Mario mendalami taekwondo disokong penuh oleh pihak keluarganya di Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Namun, takdir tak mengantarkan Mario Blasius Kali menjadi atlet taekwondo karena peluang di daerahnya kurang terbuka.
"Waktu di kabupaten saya dulu ada tinju dan taekwondo, tetapi sayangnya taekwondo jarang kirim atlet untuk kejuaraan-kejuaraan di daerah atau provinsi," kata Mario saat ditemui BolaSport.com di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2018).
"Sementara itu, cabang olahraga tinju di daerah saya tergolong aktif. Makanya, dari taekwondo saya pindah ke tinju saat usia 14 tahun," ucap pemuda 23 tahun itu.
(Baca Juga : Test Event Asian Games 2018 - Petinju Indonesia Masih Perlu Perbanyak Try Out)
Awal pindah ke tinju, Mario Blasius Kali mengakui cukup kesulitan karena perlu beradaptasi dulu dengan berbagai teknik pukulannya.
Namun, adaptasi Mario terbilang cepat karena dua bulan kemudian mampu meraih prestasi di sebuah kejuaraan tinju tingkat daerah.
"Kalau dasarnya tinju itu kan lebih ke tangan, sedangkan taekwondo sebaliknya. Jadi agak sulit juga saat awal pindah ke tinju," tutur Mario.
"Dua bulan mendalami tinju, saya berhasil meraih podium ketiga pada ajang Piala Menpora 2010 di Kupang. Kuncinya percaya diri saja," ucap penggemar Manny Pacquiao itu.
Berkat kecermatan dan keseriusan dalam menggeluti olahraga tinju, Mario mulai memetik hasilnya.
Ia menembus tim nasional tinju di bawah pelatih Adi Swandana dan baru saja meraih medali perak pada test event Asian Games 2018 untuk kelas 49 kg putra.
Alhasil, Mario Blasius Kali kini juga berpeluang masuk ke skuat tinju Indonesia untuk ajang Asian Games 2018.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar