Ajang balap sepeda bergengsi dengan kategori 2.1 Tour de Indonesia 2018 akhirnya rampung setelah menyelesaikan empat etape dari Jawa hingga Bali, pada 25-28 Januari.
Finish di kota Denpasar, tepatnya di lapangan Renon, etape keempat menempuh jarak 170,9 km.
Rute Gilimanuk-Denpasar memang terkenal dengan tanjakan berbahaya dan panjang.
Etape empat juga menjadi pembuktian terakhir para pebalap yang ingin keluar sebagai juara di empat nomor klasifikasi keseluruhan individu yaitu, General Cassification, Indonesia Best Rider, Best Climbers, dan Best Sprinters.
Setelah melewati tanjakan berbahaya dan berbagai rintangan kabut serta hujan di daerah Badugul, pebalap asal Thailand, Chawchiangkwang Peerapol, sukses menjadi yang tercepat di etape keempat dengan waktu empat jam 20 menit 58 detik.
Posisi runner-up diisi oleh pebalap asal Interpro Stradalli, Leturia Etxtabe dan posisi ketiga didapatkan Tesfay Hanibal asal Eritrea.
(Baca juga: Sejak Berusia 10 Tahun, Saina Nehwal Sudah Idolakan Taufik Hidayat)
Tak ada perwakilan Indonesia yang naik podium kali ini. Namun, Aiman Cahyadi sukses keluar menjadi yang pebalap tercepat asal Indonesia. Ia berada di peringkat ketujuh.
Dengan banyaknya kejutan, perolehan hasil akhir general classification pun dimenangkan oleh pebalap tim Thailand Continental Cycling, Ariya Phounsavath dengan total waktu 14 jam 11 menit 22 detik.
"Saya sebetulnya tidak menyangka bisa menang di Bali. Dengan penampilan terus stabil, saya sangat senang akhirnya bisa menjadi juara umum di TdI 2018," ucap Arya saat ditemui awak media di sela-sela penyerahan hadiah kepada para juara TdI 2018, Minggu (28/1/2018).
Sementara itu, posisi dua klasifikasi umum jatuh kepada sang juara etape empat, Peerapol, dan posisi ketiga ditempati oleh Etxabe Jokin asal tim Interpro Stradelli.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar