Gelaran balap sepeda paling bergengsi di tanah air, Tour de Indonesia (TdI) kembali digelar pada 24-28 Januari dengan format empat etape.
Awalnya, TdI akan dimulai di kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Namun, harus mengalami perubahan lantaran belum siapnya panitia setempat.
Candi Prambanan akhirnya dipilih menggantikan Candi Borobudur.
Ketua Komite Perlombaan PB ISSI Parama Nugroho mengatakan bahwa ia sudah berkoordinasi dengan penanggung jawab seluruh rute.
Ia juga telah melibatkan partisipasi warga untuk membantu kesuksesan ajang yang telah diadakan sejak 2003 itu.
"Kami akan memberikan informasi terlebih dahulu kepada warga saat pebalap melewati jalan di sekitar pemukiman mereka agar bisa terlibat langsung dengan pebalap TdI," ujar Parama kepada JUARA.
Tak hanya itu, TdI kali ini akan menggunakan metode pertandingan internasional 2.1 (two point one). Level ini untuk kali pertama diadakan di Indonesia.
Sebelumnya, standar kompetisi di Indonesia hanya di mencapai 2.2.
(Baca juga: Tanggapan Christian Hadinata atas Aturan Turnamen Baru BWF)
"Dengan konsep 2.1 pebalap akan melewati trek yang berbeda dan lebih sulit dari ajang kompetisi biasa," tutur Sapta Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari.
Rencananya, TdI akan diikuti oleh 20 tim dalam negeri maupun luar. Namun, hingga saat ini baru enam belas tim yang telah mendaftarkan diri.
Agar bisa bersaing dengan pebalap-pebalap mancanegara, PB ISSI telah menyiapkan tiga tim Indonesia kontinental.
"Kami akan bertemu dengan tim-tim sepeda kuat berbagai negara. Robin Manullang dkk. akan disiapkan untuk bisa memberikan yang terbaik di rumah sendiri,” ucap Parama.
Di sisi lain, Parama berharap kembalinya digelar ajang TdI, dapat memperkenalkan Indonesia hingga ke mancanegara.
Parama berharap pada masa mendatang TdI tidak hanya mendatangkan tim dari luar negeri, tetapi juga tim balap dunia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.835 |
Komentar