Tahun lalu, jumlah atlet penghuni pelatnas berjumlah 89 atlet dan sukses meraih 38 gelar dari level international series hingga super series premier.
Sebanyak 104 pebulu tangkis terpilih masuk pelatnas, Cipayung, Jakarta. Dengan pemain sebanyak itu, tentunya PP PBSI menginginkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Pelatih kepala ganda putri nasional, Eng Hian, mengatakan bahwa sistem pembinaan dari pihak klub maupun saat di pelatnas harus diperbaiki.
Menurutnya, ketika pemain masih bersama klub terlalu banyak mengikuti turnamen.
"Ketika pembinaan seharusnya jangan terlalu banyak turnamen. Karena pemain yang sedang dibina sangat membutuhkan latihan kecepatan, mental, dan power," tutur Eng Hian kepada JUARA.
Ia berharap para pemain pelatnas merupakan pemain yang telah maksimal digodok oleh klub.
"Tujuan diadakannya pelatnas salah satunya untuk mengikuti turnamen internasional. Jika belum diasah dari awal ya susah dibentuk," tutur pria berusia 40 tahun itu.
(Baca juga: Luluk Hadiyanto Sempat Menyerah Latih Ikhsan Leonardo Rumbay)
"Efeknya sistem pembinaan kami sekadar menunggu buah jatuh dan mengambil pemain multitalenta. Jika seorang pemain bisa juara terus, seharusnya pemain lain juga bisa maksimal," ujar Eng Hian.
Ia menginginkan sistem pembinaan Indonesia bisa berkaca pada China. Perkembangan pemain di Negeri Panda tersebut sangat pesat lantaran pemain yang masuk ke tim pelatnas itu memiliki standar khusus yang telah disiapkan pengurus.
"China pembinaannya sangat bagus. Terbukti, lima tahun ke belakang mereka memiliki pelapis dan pemain unggulan yang sama rata," tutur Eng Hian.
Sementara itu, Eng Hian menjelaskan pola latihan yang akan digunakan Greysia Polii dkk untuk mengarungi berbagai turnamen pada 2018.
Ia akan menggunakan pola latihan yang sesuai dengan kebutuhan anak asuhnya. Selain itu, Hian ingin meningkatkan daya juang mereka saat di lapangan.
"Pola latihan pasti akan saya update terus. Jika nanti ada metode baru, saya tak akan memaksakan karena intinya sesuai kebutuhan pemain," ucap pria kelahiran Surakarta tersebut.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.835 |
Komentar