Jika tak diperkenalkan dengan atlet tenis meja andalan Indonesia, David Jacobs, mungkin Kusnanto tak bisa berkeliling dunia untuk mengharumkan nama bangsa melalui cabang olah
Kusnanto awalnya hanya iseng bermain tenis meja saat usianya masih 12 tahun.
Di kota asalnya, Pemalang, Ia melihat di depan rumahnya selalu dipenuhi bapak-bapak yang sedang asyik bermain tenis meja.
Sejak saat itu, ia mencintai olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan dan konsentrasi pikiran tersebut.
"Teman saya melihat saya senang bermain tenis meja. Ia memberikan brosur tentang les tenis meja saat itu. Orangtua saya mengizinkan dan saya mengikuti latihan saat berusia 12 tahun," tutur Kusnanto kepada JUARA.
Kusnanto tak tahu-menahu jalan hidupnya ternyata bakal menjadi atlet tenis meja nasional. Ia hanya menyukainya dan tak kepikiran untuk menjadi seorang atlet elite.
Apalagi, saat usia remaja dirinya sempat minder dihadapan teman-teman lainnya. Tangan kiri Kusnanto sudah lemah sejak lahir.
Meski begitu, ia tak pernah terlalu berpikiran negatif. Bahkan, saat memasuki bangku SMA ia memiliki pemikiran bahwa kekurangan merupaka kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya.
"Saya tak ingin hanya terpuruk ketika remaja. Saya tak ingin berbeda dengan teman-teman lainnya saat di sekolah. Mungkin, kekurangan saya ialah kelebihan yang saya miliki," ucap pria yang lahir di Pemalang, 24 tahun lalu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA edisi 2.830 |
Komentar