Rival Conor McGregor dalam ajang tarung bebas UFC, Khabib Nurmagomedov, buka suara perihal keabsahan gelar juara McGregor yang sudah berjalan selama lebih dari satu tahun tanpa bertarung.
Menurut Nurmagomedov, gelar juara kelas ringan McGregor seharusnya sudah dicabut sejak lama karena pasca-kemenangan pada November 2016, McGregor tak lagi berusaha untuk mempertahankannya.
Petarung asal Republik Irlandia berusia 29 tahun itu mencapai puncak divisi kelas ringan pada November 2016, tepatnya setelah mengalahkan Eddie Alvarez pada acara utama UFC 205.
Kemenangan TKO pada putaran kedua atas Alvarez membuat McGregor mengklaim sabuk UFC ketiganya dan menjadi petarung pertama dalam sejarah UFC yang memegang dua gelar secara bersamaan.
Baca juga:
- Maria Goreti dari Terbanting karena Kereta Api hingga Sumbang 3 Emas untuk Indonesia
- Andy Murray Dapat Saran dari Legenda Inggris Jelang 'Comeback'
"Jika dia tidak mengalami cedera dan tidak membela sabuknya selama lebih dari satu tahun, maka itu sangat buruk," kata Nurmagomedov dikutip dari Express.
"Saat Anda juara dan Anda tidak mengalami cedera, Anda harus mempertahankannya. Saya menyukai bagaimana Georges St-Pierre bertindak dalam situasi yang sama," kata Nurmagomedov lagi.
Lebih lanjut, Nurmagomedov menilai McGregor seharusnya merelakan sabuk juaranya jika dia benar-benar seorang juara sejati.
"Conor tidak membela ikat pinggangnya. Saya bahkan tidak tahu kapan dia akan melakukan itu. Dia memiliki nama dan hal itu memang menguntungkan dia," kata Nurmagomedov.
Andai McGregor berani melepas gelarnya, menurut Nurmagomedov orang yang pantas menggantikan The Notorious adalah Tony Ferguson.
"Tony seharunya menjadi juara sesungguhnya," ucap Nurmagomedov.
McGregor belum menginjakkan kaki di Octagon sejak kemenangannya melawan Alvarez. Hal ini membuat sebagian petarung di kelas ringan merasa frustasi.
Petarungan yang kini menanti Conor McGregor adalah sebuah laga penyatuan melawan juara ringan sementara, Tony Ferguson.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar