MotoGP 2018 akan digelar dalam 19 seri selama sembilan bulan karena adanya penambahan GP Thailand pada Oktober.
Dorna selaku penyelenggara MotoGP bahkan mencanangkan akan kembali menambah satu seri balapan lagi pada musim 2019.
Akan tetapi, wacana penambahan seri balapan bukannya tidak menuai kritik.
Setelah sebelumnya para pebalap mengeluhkan jadwal yang terlalu padat, para manajer tim juga memberikan kritik tersendiri soal rencana itu.
"20 balapan dalam semusim sangat banyak," kata manajer tim Yamaha, Lin Jarvis dikutip JUARA.net dari Crash.
"Melakukan tiga penerbangan jauh berturut-turut selalu menjadi masalah yang melelahkan di akhir tahun untuk semua orang," ujar Jarvis.
Jarvis pun mengakui kalau dia tidak mengharapkan adanya penambahan seri yang membuat MotoGP berlangsung dalam 20 seri balapan.
Kritik lebih keras bahkan diucapkan mantan manajer tim Honda, Livio Suppo yang menyebut kalau salah satu alasan dirinya keluar adalah karena adanya rencana penambahan seri balapan.
Baca juga:
"Saya setuju dengan para pebalap yang mengatakan bahwa 20 balapan lebih dari cukup," ujar Suppo.
"Jika Anda memiliki 20 balapan untuk dijalani, tidak mudah menemukan satu minggu untuk melakukan pengujian," kata Supo.
Setelah Thailand menjadi tuan rumah, ada beberapa negara yang menjadi calon kuat tuan rumah baru pada ajang MotoGP.
Saat ini, Finlandia menjadi yang terdepan setelah lebih dulu menemukan kesepakatan dengan Dorna untuk menjadi salah satu tuan rumah MotoGP 2019.
Akan tetapi, negara lain juga tak mau kalah, termasuk Indonesia.
Saat ini, Palembang sedang membangun sirkuit di kawasan Jakabaring. Sirkuit ini diperkirakan akan siap digunakan pada 2019.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | crash.net |
Komentar