Pasangan ganda putra nomor satu dunia asal Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berhasil menutup 2017 dengan gelar juara BWF Superseries Finals yang diadakan di Hamdan Sports Complex, Dubai, Uni Emirat Arab, 13-17 Desember.
Membawa medali emas kembali ke Tanah Air, pencapaian Marcus/Kevin itu mengingatkan kembali pada prestasi pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang menjadi peraih gelar pertama bagi Indonesia dari BWF Superseries Finals.
Hingga resmi berpisah, Ahsan/Hendra tercatat dua kali meraih titel kampiun, yakni pada 2013 dan 2015.
Namun begitu, pelatih kepala ganda putra nasional, Herry Iman Pierngadi, menolak meninggikan salah satu dari kedua pasangan tersebut.
Baca Juga: Nasib Marcus/Kevin Belum Jelas, Begini Kata Aryono Minarat
Herry menjelaskan bahwa Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Yang jelas, Herry melihat mereka sama-sama mempunyai mental baja dan tidak mau dikalahkan oleh lawan.
Perbedaannya, Herry melihat Ahsan/Hendra bermain lebih tenang dan matang, sehingga pengaturan arah bola ke lawan tak langsung menyerang.
"Mereka terlihat lebih matang karena memang faktor usia juga ya. Ketika dipasangkan, usia mereka sudah 27 tahun, berbeda dengan Marcus/Kevins yang sudah 'meledak' di usia muda," tutur Herry kepada JUARA melalui sambunga telepon.
Berbeda dengan tipikal Ahsan/Hendra yang kalem saat bermain, Herry melihat permainan Marcus/Kevin memang mengandalkan teknik yang brilian, main ngotot serba enerjik, dan pukulan-pukulan kencang.
Berdasarkan hal itu, Herry meyakini kedua pasangan ini bisa berbicara banyak pada turnamen-turnamen mendatang.
Ahsan/Hendra selama dipasangkan dari 2012 hingga 2016 telah mengantongi sembilan gelar superseries. Sementara itu, Marcus/Kevin menjadi raja baru superseries setelah sukses meraup 10 gelar superseries sejak 2016.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Juara.net |
Komentar