Setelah tampil kuat bersama tim Ducati selama dua tahun sejak 2015, Andrea Iannone, mengalami salah satu periode kelam dalam karier balapannya saat membela tim Suzuki Ecstar pada musim 2017.
Akibat salah memilih mesin pada awal musim, Iannone kesulitan mendekati pebalap terdepan hampir di setiap seri balapan.
Di sisi lain, mantan rekan setimnya di Ducati, Andrea Dovizioso, justru tampil bagus dan bahkan menjadi penantang sang juara bertahan Marc Marquez (Repsol Honda) hingga seri pamungkas di Valencia.
Dovizioso menjadi runner-up MotoGP 2017 dengan raihan 261 poin, sementara Andrea Iannone harus puas berada di peringkat ke-13 setelah mengoleksi 70 poin.
Dalam wawancara bersama GPOne, Iannone mengakui bahwa dia tidak pernah menyesali keputusannya untuk meninggalkan Ducati.
"Saya tidak bisa terus bermimpi, kami harus menghadapi kenyataan," tutur Iannone seperti dikutip BolaSport.com dari GPOne.
"Saya tidak pernah memikirkan (andai) Iannone di Ducati melawan Marquez. Saya lebih terganggu oleh kenyataan bahwa kami tidak kompetitif," imbuhnya.
Selain itu, Andrea Iannone juga ikut senang dengan hasil yang diraih mantan timnya itu.
Final times from Jerez. Andrea Iannone and the Suzuki are fastest from Crutchlow and the factory Ducati’s #MotoGP pic.twitter.com/eboQFVP4YW
— GPxtra (@GP_Xtra) 22 November 2017
Hasil keseluruhan di musim 2017 menempatkan Ducati di peringkat kembali ketiga pada klasemen konstruktor.
Meski begitu, jika dilihat dari perolehan poin, raihan musim ini menjadi yang terbaik bagi tim Borgo Panigale tersebut sejak masa kejayaan mereka di musim 2007-2008.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | gpone.com |
Komentar