Penyelenggaraan ajang Blibli.com Superliga Junior 2017 diharapkan bisa menambah jam terbang para pebulu tangkis muda di nomor pertandingan beregu.
Menurut legenda bulu tangkis tunggal putra Indonesia, Liem Swie King, pertandingan nomor beregu memang sarat akan tekanan karena menyangkut tim.
"Kalau beregu ya tentu berbeda dengan individu. Satu untuk semua, dan semua untuk satu," ujar Liem Swie King kepada JUARA.net.
"Apalagi kalau misalnya kita bermain pada laga penentuan," kata pemain yang pernah mengantarkan Indonesia juara Piala Thomas 1976, 1979, dan 1984 itu.
Hal senada juga diungkapkan legenda bulu tangkis nasional lainnya yang bermain di nomor tunggal putri, Susy Susanti.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu menyebutkan bahwa tanggung jawab yang dirasakan saat tampil di pertandingan beregu memang lebih besar.
Oleh karena itu, antarpemain dalam tim harus saling mendukung dan bekerja sama demi meraih hasil optimal.
"Kalau misalnya kalah, dampaknya tak cuma ke diri sendiri, tetapi juga seluruh tim. Otomatis bebannya semakin berlipat," ucap Susy.
Direktur Superliga Achmad Budiharto menilai bahwa sektor beregu para pemain junior Indonesia memang belum optimal.
Pada Asian Junior Championship (AJC) 2017 dan World Junior Championship (WJC), tim beregu Indonesia gagal menjadi juara.
Dengan adanya Superliga Junior, para pemain bisa menambah pengalamannya bermain di nomor beregu.
Superliga Junior 2017 akan diikuti oleh sejumlah klub bulu tangkis lokal dan luar negeri yang terbagi dalam dua kategori yaitu U-17 dan U-19.
Format turnamennya menyerupai ajang beregu Piala Thomas dan Piala Uber.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar