Martin Garrix sekali lagi terpilih sebagai DJ (disc jockey) nomor satu dunia berdasarkan daftar Top 100 DJs yang dikeluarkan DJ Magazine.
Prestasi ini mengulang pencapaian Garrix pada tahun lalu, saat dia terpilih sebagai DJ nomor satu dunia untuk kali pertama.
Namun, tak banyak tahu bahwa Olimpiade menjadi awal dari perjalanan karier pemuda asal Belanda ini sebagai DJ.
Garrix mengatakan bahwa upacara pembukaan Olimpiade 2004 yang digelar di Athena, Yunani, membuatnya jatuh hati dengan musik elektronika.
Padahal, saat itu DJ yang bernama lengkap Martijn Gerard Garritsen ini baru berusia 8 tahun.
Baca juga:
- Kembali Tampil Buruk, Cavaliers Telan Kekalahan Ke-4 Beruntun
- Conor McGregor Ingin Revans atas Floyd Mayweather
"Saya menyaksikan upacara pembukaan Olimpiade 2004. Ketika defile kontingen dari seluruh negara, DJ Tiesto memainkan lagu. Saya langsung jatuh cinta dengan musik ini (EDM). Sejak saat itu, saya memutuskan ingin menjadi DJ," ucap Garrix.
"Kala itu, DJ belum sepopuler sekarang dan menjadi DJ yang tampil di upacara pembukaan Olimpiade adalah hal yang sangat luar biasa," kata DJ berusia 21 tahun ini.
Garrix juga sangat percaya bahwa kekuatan musik dan olahraga itu sangat besar untuk selalu menyatukan semua orang di seluruh dunia.
Karena itu, DJ yang telah berkolaborasi dengan para penyanyi ternama, seperti Usher, Dua Lipa, Bebe Rexha, Troye Sivan, ini sangat bersemangat ketika menjadi pengisi acara di turnamen olahraga.
"Saya pernah menjadi pendukung timnas Belanda yang tampil di Final Piala Dunia Berkuda Dressage dan Jumping pada 2015," kata Garrix.
"Saya di sana menjadi DJ dan sekaligus mendukung tim Belanda. Sangat menyenangkan karena semua orang memiliki energi yang baik," tutur DJ yang gemar bermain jet ski ini.
Tak hanya itu, Garrix pun akan menjadi pengisi acara pada ajang balap Formula 1 (F1) seri Abu Dhabi yang digelar 26 November mendatang.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar