Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pebasket Muda NBA Ini Terpilih Sebagai Next Generation Leaders

By Diya Farida Purnawangsuni - Minggu, 15 Oktober 2017 | 15:37 WIB
Pebasket Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo (#34), berjalan ke dalam lapangan saat diperkenalkan sebelum laga melawan Toronto Raptors pada gim keempat babak pertama play-off NBA Wilayah Timur di BMO Harris Bradley Center, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, 22 April 2017.
MIKE MCGINNIS/AFP PHOTO
Pebasket Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo (#34), berjalan ke dalam lapangan saat diperkenalkan sebelum laga melawan Toronto Raptors pada gim keempat babak pertama play-off NBA Wilayah Timur di BMO Harris Bradley Center, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, 22 April 2017.

Prestasi di luar lapangan ditorehkan pebasket muda NBA yang membela klub Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo.

Dilansir dari unggahan foto majalah Time di media sosial Instagram, @time, Minggu (15/10/2017), Antetokounmpo terpilih sebagai Next Generation Leaders.

 

NBA superstar Giannis Antetokounmpo (@giannis_an34), one of 10 young trailblazers who TIME has chosen as this year's Next Generation Leaders, is known as the "Greek Freak." For his homeland and for his ability to—at 6 ft. 11 in.—dunk a basketball with one foot on the floor. In early 2016, Milwaukee Bucks coach Jason Kidd told him that he’d be the team’s new point guard. The task intimidated him—at 21, he was still the sheepish kid who had leaned on the Eddie Murphy comedy 'Coming to America' to learn English. Most other point guards were way more experienced (and far shorter). But it's no wonder that he blossomed into an electrifying talent, a player who last season became the first in NBA history to finish in the top 20 in scoring, rebounds, blocks, ­assists and steals. The son of undocumented immigrants from Nigeria, Antetokounmpo grew up fearing that his parents would be deported at any moment. He sold watches, glasses and toys on the streets of Athens to put food on his family's table. "I always had to be there for my family," he says. "I think that helped me a lot to adjust to the NBA." Photograph by @sarastathas for TIME

A post shared by TIME (@time) on

Keputusan Time untuk memilih Antetokounmpo tidak lepas dari perjalanan sekaligus perjuangan hidup anak pasangan imigran gelap asal Nigeria itu di Yunani, hingga menjadi salah satu pemain bintang di ranah NBA.

Musim lalu, Antetokounmpo menjadi pemain pertama sepanjang sejarah NBA yang berhasil menembus posisi 20 besar dalam daftar pencetak poin serta pembuat rebound, blok, assist, dan steal.

Padahal, saat ditunjuk Jason Kidd (pelatih Bucks) sebagai point guard tim pada 2016, Antetokounmpo mengaku terintimidasi dengan hal tersebut.

Baca juga:

Selain karena postur tubuhnya yang terlalu menjulang untuk berperan sebagai point guard dan baru berusia 21 tahun, Antetokounmpo juga belum terlalu lancar berbahasa Inggris.

Namun, Kidd melihat sesuatu yang tidak bisa dipahami Antetokounmpo kala itu.

Kini, pebasket yang menghabiskan hari-hari masa kecil dengan berjualan jam, kacamata, dan mainan untuk menghidupi keluarga, menikmati hasil kerja kerasnya.

"Saya harus selalu ada untuk keluarga saya. Saya pikir, inilah yang banyak membantu saya menyesuaikan diri dengan NBA," ucap Antetokounmpo.


Editor : Diya Farida Purnawangsuni
Sumber : Instagram/time


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X