Indonesia menempatkan tiga wakil pada babak semifinal Belanda Terbuka 2017 yang berlangsung di Topsportcentrum, Almere.
Selain pasangan ganda putra Berry Angriawan/Hardianto, dua pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta juga lolos.
Anggia/Ketut menjadi wakil pertama yang lolos ke babak semifinal. Mereka mengalahkan Lauren Smith/Sarah Walker (Inggris Raya), dengan skor 21-12, 21-18.
Di atas kertas, Anggia/Ketut memang lebih diunggulkan. Pasangan ranking ke-16 dunia ini merupakan unggulan pertama.
Ketenangan di lapangan dan bisa menikmati permainan menjadi kunci utama kemenangan pasangan asuhan pelatih kepala ganda putri nasional, Eng Hian ini.
"Kami berusaha bermain enjoy dan menerapkan tempo permainan kami, bertahan, lalu menyerang balik," ujar Ketut seperti dikutip JUARA dari Badmintonindonesia.org.
Pada perebutan tiket final, Anggia/Ketut akan menghadapi unggulan ketujuh asal Jepang, Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata.
(Baca juga: Kejuaraan Dunia Junior 2017 - Han Yue Menang, China Kalahkan Malaysia 3-1)
"Pemain Jepang itu terkenal ulet dan tidak mudah dimatikan. Kami harus menyiapkan mindset dan mental serta harus berpikir positif. Kami akan berusaha semampu kami untuk menerapkan pola permainan kami sendiri," ucap Ketut.
"Target pribadi kami adalah juara, tetapi kami harus mewaspadai lawan. Apalagi, lawan hari ini cukup berat," ujar Ketut.
Sementara itu, Della/Rizki ke babak empat besar seusai menundukkan Chloe Birch/Jessica Pugh (Inggris Raya), dengan skor 21-18, 21-9.
Adapun Berry/Hardianto menjadi satu-satunya wakil ganda putra yang melaju ke semifinal setelah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi terhenti pada babak kedua.
Berry/Hardi menggenggam tiket babak empat besar juga dengan menyingkirkan wakil Inggris Raya, Ben Lane/Sean Vendy, dengan skor 21-15, 21-17.
Laga semifinal Belanda Terbuka dilangsungkan hari ini, Sabtu (14/10), pukul 14.00 waktu setempat atau sekitar pukul 19.00 WIB.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar