Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rafael Nadal Sesali Kekerasan yang Terjadi pada Referendum Catalunya

By Diya Farida Purnawangsuni - Selasa, 3 Oktober 2017 | 18:38 WIB
Petenis Spanyol, Rafael Nadal, melakukan selebrasi setelah memenangi laga melawan Nikoloz Basilashvili (Georgia) pada babak ketiga turnamen Prancis Terbuka yang berlangsung di lapangan Philippe Chatrier, Stade Roland Garros, Paris, Sabtu (2/6/2017). Nadal menang dengan skor 6-0, 6-1, 6-0.
LIONEL BONAVENTURE/AFP PHOTO
Petenis Spanyol, Rafael Nadal, melakukan selebrasi setelah memenangi laga melawan Nikoloz Basilashvili (Georgia) pada babak ketiga turnamen Prancis Terbuka yang berlangsung di lapangan Philippe Chatrier, Stade Roland Garros, Paris, Sabtu (2/6/2017). Nadal menang dengan skor 6-0, 6-1, 6-0.

Petenis nomor satu dunia asal Spanyol, Rafael Nadal, menyesali aksi kekerasan yang terjadi saat Catalunya menggelar referendum kemerdekaan, Minggu (1/10/2017).

Tim Medis Catalunya melaporkan setidaknya 844 orang terluka setelah terjadi bentrokan dengan pihak kepolisian Spanyol.

Menurut pemerintahan Spanyol, referendum kemerdekaan yang dilakukan para warga Catalunya tersebut ilegal.

Alhasil, para petugas dari kepolisian nasional dan Garda Sipil mengambil surat dan kotak suara di tempat pemungutan suara.

Di Barcelona, para polisi bahkan menggunakan baton (pentungan) dan menembakkan peluru karet saat menghadapi demonstrasi pro-referendum.

Baca juga:

"Saya ingin menangis ketika melihat negara yang telah ketahui hidup berdampingan dan menjadi teladan baik bagi dunia sampai ke situasi seperti ini. Saya pikir, citra yang kami sajikan ke dunia adalah citra negatif," tutur Nadal yang dilansir JUARA.net dari BBC, Rabu (3/10/2017).

"Peristiwa itu menyedihkan, hati saya tenggelam sepanjang hari. Saya telah menghabiskan banyak bagian hidup saya di Catalunya, di saat-saat penting, dan melihat orang-orang bisa begitu radikal, itu mengejutkan dan melukai saya," kata Nadal lagi.

Nadal lahir dan besar di Manacor, Mallorca, tetapi dia juga merupakan salah satu sosok yang sangat dekat dengan Catalunya.

Kedekatan dan kenyamanan Nadal akan Catalunya terlihat dengan catatan prestasi dia yang begitu luar biasa pada turnamen Barcelona Terbuka.

Tercatat, Nadal telah memenangi turnamen lapangan tanah liat tersebut sebanyak 10 kali.

Pimpinan Catalunya Carles Puigdemont mengatakan negara bagiannya memenangkan hak untuk melepaskan diri dari Spanyol setelah hampir 90 persen suara yang masuk memilih untuk merdeka.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Diya Farida Purnawangsuni
Sumber : bbc.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X