Indonesia akan menjadi tuan rumah pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2017 yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, 9-21 Oktober 2017.
Ajang ini menjadi pembuktian para pemain junior yang akan menjadi ujung tombak di masa depan. Salah satu negara unggulan yang sulit dikalahkan ialah China. Negeri Tirai Bambu ini berhasil menyabet tujuh gelar pada 2016 dan 2015.
Nama-nama seperti Chen Yufei (tunggal putri), Sun Feixiang (tunggal putra), atau He Jiting/Du Yue (ganda campuran), yang menjadi juara pun perlahan terus menanjak ke level senior.
Dengan kata lain, Indonesia wajib waspada karena wakil China dan Korea Selatan silih berganti menjegal peluang Indonesia menjadi juara pada ajang-ajang sebelumnya.
Contohnya, pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dikepung oleh tiga wakil asal Korsel pada semifinal Kejuaraan Asia Junior. Ya, Korea memiliki banyak stok pemain dengan kemampuan merata.
"Para atlet muda kita seharusnya sudah mempelajari calon lawan-lawan nantinya. Apalagi, kita akan menjadi tuan rumah, penampilan anak-anak harus all out," tutur Sekjen PBSI, Achmad Budiharto, kepada BOLA.
Selain itu, pemain ganda campuran, Yeremia Erich Yoche Yacob, memandang pasangan asal Korea, Kim Won-hoo/Lee Yu-rim, wajib diwaspadai.
Baca juga:
- Asian Games 2018 Pertandingkan 40 Cabang, Indonesia Tak Terbebani
- Ini Kata Pelatih soal Izin Punya Kekasih pada Tunggal Putra
Alasannya, Kim/Yu sudah memiliki jam terbang lebih tinggi karena sudah mengikuti Kejuaraan Dunia Junior 2016 dan menjadi finalis namun takluk ditangan He Jiting/Du Yue (China).
Di sisi lain, ajang kejuaraan dunia junior kerap dimanfaatkan pemain sebagai batu loncatan untuk ke tahap yang lebih tinggi yakni turnamen senior.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar