Atlet renang Indonesia, Guntur, sukses meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor pada ASEAN Para Games (APG) 2017, di National Aquatic Centre, Bukit Jalil Sports City, Selasa (19/9/2017).
Guntur yang turun pada nomor 100 meter gaya dada SB8 mencatat waktu 1 menit 20,53 detik. Ia memecahkan rekornya sendiri yang ditorehkan pada APG 2015 Singapura, yakni 1 menit 22,10 detik.
Semua catatan itu ditorehkan Guntur dalam keterbatasan. Ia berenang dengan hanya menggunakan satu tangan.
"Ini mahakarya Tuhan. Saya mungkin tak berada di sini jika kondisi fisik saya utuh," kata Guntur.
Baca juga:
- Agus Prayogo Berharap Dapat Rekan Berlatih untuk Hadapi Asian Games 2018
- David dan Komet Selangkah Lagi Raih Emas ASEAN Para Games 2017
- Ketika Agus Prayogo Curhat tentang Buruknya Fasilitas Latihan
Ini merupakan emas ketiga Guntur pada APG 2017. Sehari sebelumnya, dia tampil di nomor 50 meter gaya dada SB8 putra.
Guntur menorehkan catatan waktu 36,78 detik. Angka itu sekaligus mematahkan rekor milik Nguyen Quang Vuong (Myanmar) pada 2011, yaitu 37,33 detik.
Medali emas satu lagi diraih Guntur pada nomor estafet 4x100 meter gaya bebas putra, bersama Jendi Panggabean, Musa Mandan Karuba dan Suriansyah.
"Saya tampil di lima nomor. Masih ada 50 meter gaya bebas dan estafet 4x100 meter gaya ganti. Saya masih lapar kemenangan dan bertekad mengambil dua emas lagi," kata Guntur.
Guntur sejatinya dilahirkan normal. Dia berasal dari keluarga nelayan. Laut, ombak, dan badai, sudah menjadi sahabatnya sejak kecil.
Malangnya, Guntur mengalami musibah pada 2000. Ketika sedang melaut di kawasan Kalimantan Timur, tangan kirinya tergiling mesin kapal.
Guntur sempat mengalami trauma berat akibat tragedi itu. Dia tak membayangkan hidup dengan hanya satu tangan.
Akan tetapi, Guntur sadar semuanya merupakan kehendak Tuhan, hingga akhirnya dia diberikan jalan untuk menjadi sosok yang lebih besar sebagai perenang difabel.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | MEDIA CDM APG |
Komentar