Tuan rumah memastikan meraih gelar tunggal putri turnamen AS Terbuka 2017 setelah empat pemain mereka mencapai babak semifinal.
Kini, titel tersebut akan diperebutkan oleh Venus Williams, Sloane Stephens, CoCo Vandeweghe, dan Madison Keys.
Di atas kertas, kans terbesar ada di tangan Williams. Selain faktor peringkat dunia yang lebih baik, Williams juga merupakan kampiun AS Terbuka 2000 dan 2001.
Tentu pengalaman tersebut menjadikan Williams sebagai pemain yang lebih diunggulkan ketimbang ketiga juniornya.
Apalagi, baik Stephens, Vandeweghe, dan Keys, sama-sama baru kali ini menjejakkan kaki mereka ke babak semifinal AS Terbuka.
Baca juga:
Meski begitu, legenda tenis Amerika Serikat (AS) Chris Evert mengaku bahagia dengan keberhasilan kuartet Williams-Stephens-Vandeweghe-Keys tersebut.
"Saya sangat bahagia untuk para pemain AS, mereka sudah mendapat begitu banyak kritik selama 10 tahun terakhir," ucap Evert yang dilansir BBC, Kamis (7/9/2017).
"Akhirnya, pengaruh dari Serena (Williams) dan Venus memberi efek sepenuhnya kepada para petenis muda, mereka selalu menyebut Serena dan Venus sebagai role model," kata kolektor 18 gelar Grand Slam itu.
Senada dengan pernyataan Evert, legenda tenis Negeri Paman Sam yang namanya diabadikan sebagai kompleks tenis tempat penyelenggaraan AS Terbuka, Billie Jean King, juga mengaku bangga.
Melalui akun Twitter personalnya, @BillieJeanKing, dia mengaku bersemangat untuk menyaksikan laga semifinal mendatang.
So wonderful to have 4 American women left in the @usopen draw. Excited to see how it plays out. History will be made! #pressureisaprivilege
— Billie Jean King (@BillieJeanKing) September 7, 2017
Berdasarkan catatan sejarah, keberhasilan empat wakil tunggal putri tersebut menjadi yang pertama terjadi pada AS Terbuka sejak 1981.
Kala itu, empat petenis putri Negeri Paman Sam yang berhasil mencapai babak semifinal AS Terbuka ialah Tracey Austin, Chris Evert, Martina Navratilova, dan Barbara Potter.
Sementara itu, untuk semua turnamen WTA, catatan ini merupakan yang pertama terjadi sejak Wimbledon 1985.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar